Teriakan mengelegar di seluruh bangunan itu, seorang bawahan dengan pakaian serba hitam menyambuk gadis yang sudah tersungkur di lantai dengan tubuh yang penuh dengan lebam dan luka. Darah mengalir perlahan keluar dari kulit-kulitnya, ia meringis bersamaan saat sambuk itu mengenai kulitnya. Air mata pun tak henti-hentinya mengalir, tetapi ia tak bisa menghapusnya karena kedua tangan dan kakinya sudah diikat dengan tali.
Seorang pria paruh baya melihatnya sambil tersenyum dengan kedua tangannya berada di saku celananya. Beberapa langkah kaki dapat didengar oleh pria itu, tanpa ia berbalik pun beliau sudah mengetahui siapa yang sedang menghampirinya.
"Pa, aku sudah menangkap mereka," lapor Illona.
Pria itu berbalik dan menatap Levina dan Rafael bergantian lalu tersenyum. Ia kemudian melirik Illona dan menghampirinya.
"Kerja bagus."
Steven—ayah Illona memukul pelan pundak putrinya dan berjalan mendekati Levina dan Rafael. Ia mengangkat wajah Levina yang tertunduk lalu merabanya pelan. Levina berusaha menghindari sentuhannya tapi tidak bisa, mau tidak mau ia harus membiarkan wajanya disentuh olehnya.
"Aku tidak menyangka kau masih hidup."
Satu kalimat dari Steven membuat Levina tertegun, Rafael menatap Steven dengan penuh kewaspadaan. Saat tangan pria itu menyentuh wajah Levina, raut muka Rafael menjadi tegang dan mengepalkan tangannya.
"Apa maumu? Lepaskan tanganmu!" seru Rafael tak tahan dengan perilaku steven.
Steven meliriknya lalu tersenyum menatap Rafael.
"Haha, ada yang cemburu, nih!" Steven kemudian berbalik, "bawa mereka semua!"
Bawahannya mengangguk dan membawa mereka semua ke lantai atas yang terdapat sebuah ruangan penuh dengan barang-barang tak terpakai dan debu-debu. Begitu juga dengan Clara yang sudah kehilangan kesadarannya.
Akan tetapi, Levina ditempatkan di ruangan yang berbeda, Illona hanya menatap mereka tanpa mengatakan apapun dan mengunci mereka di ruangan itu. Saat ia hendak menutup pintu ruangan Levina, Levina berlari menghampirinya dan menahannya.
"Lona, apa kau sungguh melakukan ini?" tanya Levina menatap Illona dengan intens.
Illona mendorong tubuh Levina sampai ia terlempar ke lantai dan mengunci pintu itu. Lalu turun ke lantai satu dengan memutar-putarkan kunci itu di jari telunjuknya. Steven menunggunya di lantai bawah dan tersenyum saat melihatnya turun dari sana.
"Tugasku selesai, aku mau pulang. Dah!" seru Illona dan berlalu begitu saja setelah membalas senyum Steven.
Steven menatap punggung Illona yang menghilang dari balik pintu. Sebelum ia menuju lantai atas, ia berkata pada bawahannya, "Ikuti dia."
Rafael memukul pelan wajah Clara, ia menelan ludahnya saat melihat tubuh Clara yang penuh dengan luka dan lebam. Ia mengamati sekitarnya mencoba untuk mencari sesuatu yang dapat mengobati luka Clara, tetapi semua barang di sana hanyalah barang bekas yang tak terpakai seperti kotak-kotak, mesin-mesin, kabel yang sudah rusak. Rafael sama sekali tidak tahu tempat apa ini.
Rafael mengoyak kaosnya dan mencoba untuk menyeka darah-darah yang sebenarnya juga sudah mengering. Clara meringis saat merasakan sesuatu menyentuh kulitnya. Ia membuka matanya dan melihat Rafael di sampingnya.
"Rafa?" tanya Clara seraya mencoba untuk bangun dan duduk.
"Clara, sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Mystery / Thriller[Drama-Misteri] Levina Tiara Maghency, seorang gadis rupawan, putri seorang konglomerat harus kehilangan kedua orang tua nya pada sebuah kecelakaan yang menimpa keluarganya. Hal itu membuatnya harus mengganti identitas dan bersembunyi guna mencari t...