2.8 | Home

2.9K 297 67
                                    

di chapter sebelumnya, when i said 'this is final conflict' artinya book ini dalam masa penyelesaian menuju ending. (kali ini serius)

~~~~~HOME~~~~~

"Hansol~"

"Papa~"

"Sayang~"

Seungkwan menggeram kesal. Hansol itu kalau sudah tidur menyerupai orang mati. Susah sekali dibangunkan. Tubuhnya diguncang pun dia masih tak bangun.

"Hansol," Seungkwan tak menyerah. Ia mencubit hidung sang suami. "Bangun."

Hansol menggeliat. Diliriknya jam dinding masih menunjukkan pukul 02.00 KST. Ia pun memandang Seungkwan yang cemberut menatapnya.

"Kenapa, hm?" Dimainkannya poni Seungkwan, namun matanya masih setengah menutup akibat terlalu mengantuk.

"Lapar."

Hansol mengangguk. Lalu bangkit merapikan piyama tidurnya. "Mau makan apa?"

"Jajangmyeon. Ada yang instan di kulkas."

Mengidam rupanya.

Tangannya terulur mengusap perut Seungkwan. "Sebentar ya sayang, Papa buatkan dulu."

Keduanya pergi ke dapur. Hansol memasakkan jajangmyeon sesuai keinginan Seungkwan. Sementara Seungkwan hanya duduk manis menunggu makanan disajikan.

Hansol memang tidak terlalu mengatur pola makan Seungkwan. Konsumsi makanan instan boleh asal tidak terlalu sering. Yang penting vitamin dan buah-buahan setiap hari dikonsumsi sudah cukup.

Dan juga istirahat yang cukup. Ya walau Seungkwan terkadang masih mengerjakan pekerjaan rumah seperti mencuci baju, piring, menyetrika, dan memasak sarapan. Karna Hansol memang tidak dapat diandalkan untuk urusan itu.

"Oh iya, kau tahu? Kak Myungho ke Tiongkok."

Hansol memulai obrolan untuk melawan rasa kantuknya.

"Jadi yang di posting Kak Junhui itu dia ke Tiongkok. Paling Kak Myungho tidak lama disana setelah itu pulang."

"Lucu ya mereka, bertengkar sedikit langsung kabur ke luar negeri. Bagaimana jika menikah nanti?"

Kekehan Hansol mengundang tanya Seungkwan. "Bertengkar? Kenapa mereka bertengkar?"

Bukannya apa, Junhui dan Myungho itu seperti ikon pasangan kalem. Keduanya bisa mengendalikan emosi sebaik mungkin sehingga tidak menyakiti satu sama lain.

Seungkwan tidak tahu jika mereka bisa bertengkar juga.

"Kau tidak sadar? Di pernikahan kita mereka perang dingin."

"Aku tidak sadar,"gumam Seungkwan. Karena memang pada saat itu ia tidak terlalu memerhatikan keduanya.

"Sudahlah lupakan. Tidak baik membicarakan orang."

Heh, pandai sekali menasehati padahal dia duluan yang memancing tadi. Dasar Choi Hansol.

Selang beberapa menit, Hansol menyajikan jajangmyeon pada Seungkwan lalu duduk manis disampingnya. Hanya memandang sang istri memakan makanannya dengan lahap sembari tersenyum tipis.

"Kau sering mengidam malam-malam?"tanya Hansol dibalas anggukan. "Jadi, ayah dan bunda yang memasak untukmu?"

Seungkwan menggeleng, "Aku masak sendiri."

"Kenapa?"

"Mana tega aku membangunkan mereka tengah malam."

Seungkwan memendam semuanya sendiri. Walaupun sering mengeluh, ada beberapa hal yang ia sembunyikan. Tidak ingin membuat orang tuanya khawatir berlebihan.

Home || SVT feat Super Generation «COMPLETE»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang