3.1 | Home

2.8K 307 151
                                    


~~~~~HOME~~~~~

Myungho duduk dipinggiran danau dekat rumah sakit. Diatas hamparan rumput, surai panjangnya diikat ekor kuda sesekali diterpa angin yang berhembus cukup kencang. Ia menekuk lutut dan memandang kosong ke depan.

Ia kehilangan pasiennya. Seorang ibu yang baru saja melahirkan bayi kembarnya secara normal. Sayang ibu itu mengalami pendarahan hebat dan tidak bisa diselamatkan sebanyak apapun tim medis berusaha.

"Kau jelek sekali."

Myungho mendongak, "Aw!"

Sebuah kaleng minuman ditempelkan ke pipinya sehingga terasa dingin sekali. Mata sembabnya justru memanas melihat sosok yang memberikannya minuman itu.

"Surprise~"

Junhui berujar sedikit bersemangat dengan senyum lebar lima jari. Ia mengerjap beberapa kali, bukannya disambut bahagia, Myungho justru menatapnya keheranan.

"Kau tidak terkejut?"

Myungho mendecih, "Tanyakan pada saudari kembarmu, Kak."

Berbagai sumpah serapah Junhui ucapkan untuk saudari tercintanya yang menghancurkan acara kejutannya. Pemuda tampan itu duduk disamping Myungho, dengan jarak dua meter tentu saja.

Ia belum berani dekat-dekat. Apalagi suasana hati Myungho terlihat buruk sekali.

Myungho mengambil minuman di tangan Junhui, menegaknya sampai habis, lalu membuang kalengnya ke danau.

"Kenapa kau muncul tiba-tiba seperti hantu sih? Aku sedang tidak ingin melihatmu."

Waw, frontal sekali.

"Hari mu buruk?"

"Dengan melihat penampilanku harusnya kau sudah tahu jawabannya."

Mengerikan. Itulah kata yang tepat menggambarkan penampilan Myungho.

"Kau kehilangan pasienmu?"tebak Junhui.

"Ya."

"Apakah semengerikan itu rasanya? Tidak biasanya kau sefrustasi ini."

Myungho tersenyum miris, "Aku biasanya selalu sefrustasi ini, bahkan terkadang lebih mengerikan. Kau tahu apa memangnya?"

Tidak ada. Junhui tidak pernah bertanya apapun mengenai bagaimana Myungho menjalani harinya, apa saja yang Myungho alami di rumah sakit.

Junhui tidak tahu apapun tentang tunangannya sendiri.

Yang Junhui pikirkan hanya dirinya sendiri dan masalah keluarganya. Bodoh sekali ia mengira kehidupan Myungho berjalan mulus tanpa beban sama sekali.

"Kenapa kau datang?"

Myungho tahu, jika bukan tanpa alasan maupun dorongan Junhui tidak akan jauh-jauh terbang dari Seoul untuk menemuinya.

"Jika kau datang hanya untuk meminta maaf, sebaiknya kau pulang saja."

Myungho bangkit kemudian beranjak pergi. Dibelakangnya, Junhui berjalan mengekorinya. Terus mengikuti langkah Myungho menyusuri danau guna menghibur hatinya yang sedih.

"Aku mengerti letak kesalahanku."

Junhui akhirnya memulai pembicaraan serius. Walaupun Myungho tidak menanggapi, Junhui yakin gadis itu mendengarkan ucapannya.

"Kau selama ini selalu menungguku. Tetap setia walau tanpa kepastian. Kau menungguku meskipun aku tidak pernah mengatakan kapan akan pulang."

Itu benar. Jika dipikir-pikir, sebenarnya Myungho sedikit terlalu naif dan bodoh karena sukarela melakukannya. Astaga, Myungho merutuki betapa tololnya ia kala itu.

Home || SVT feat Super Generation «COMPLETE»Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang