Episode 10

9.6K 351 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Penat, mumet, lelah, pusing, butuh waktu sendiri dan sepi. Namun keadaan apartemen sore ini sungguh menguji kesabaran Hayla. Memang dirinya penghuni baru, namun bukankah sekarang apartemen itu menjadi miliknya?

Dengan langkah lunglai, Hayla berjalan ke dapur yang mana melewati ke-tiga orang itu. Bising sekali, bikin Hayla pengen ajak mereka ke balkon, lalu mendorongnya hingga terjatuh mengenaskan.

Oh tentu saja, itu hanya bercanda. Tidak mungkin Hayla setega itu. Tapi kalau memang mereka sangat mengganggu ketenangan, bisa-bisa Hayla nekat berbuat demikian.

Lagi-lagi itu cuma bercanda.

"Halo, Ay. Sehat?" Cowok berkemeja kotak seraya memakan ciki itu bertanya basa-basi ketika melihat Hayla melewati mereka.

Namun yang hanya Hayla lakukan senyum tipis sambil mengangguk kecil. Bukan bentuk ketidaksukaan, akan tetapi Hayla dengan kedua teman Asher masihlah belum cukup kenal. Hayla masih merasa canggung, meski waktu acara pernikahan, Levi serta Topan selalu ada 24 jam di sana.

"Cuek amat euy nyonya Asher, lagi sariawan tiga yah?"

Hayla diam, memilih menuangkan air ke dalam gelas. Terlalu sungkan saling bertukar kata dengan Topan, ia bukanlah manusia yang cepat akrab dengan orang baru.

Bagaimana dengan Asher? Itu beda lagi.

"Hayla kata Asher kerja yah? Jadi apa btw? Kenapa kerja, sih? Nanti cape loh, Ay." Topan menopang dagu, menatap istri temannya dari jarak beberapa meter.

"Kerja jadi pedangdut mau gak, Ay?" tanyanya random. Hayla sedikit mendelik, agak risih.

"Nanti gue sawer deh jutaan, apa sih yang gak buat lo." Menjengkelkan, Topan menaik turunkan alisnya menggoda.

Hayla yang merasa sudah selesai dengan urusannya, segera pergi dari sana. Ia tidak mau dilanda stress, meski ucapan Topan biasa saja.

"Ay, gue juga pengen minum dong," ujar Asher masih fokus pada arah depan, sayangnya Hayla menghiraukan.

"Bini lo cuek bet, Ser. Jadi selama lo sama Hayla kalian berdua gak ada kata lebih yang Hayla keluarin? Sad bener." Topan terkikik, melempari satu ciki ke arah Asher yang langsung berdecak.

"Cuek dari mana, baru kenal sekali gak usah sok ngedeskpripsiin, cih."

"Gue kan berspekulasi dengan apa yang gue liat tadi, ya gue gak minta maap kalo lo kesinggung."

"Siapa yang kesinggung bege!" Kesal, Asher menimpuk Topan menggunakan bantal sofa yang ia pakai untuk menghalau pegal selama bermain ps.

"Thanks, gue jadi bisa tiduran dengan nyaman."

Di kamar, Hayla merenggangkan ototnya hendak tidur sebentar. Hari ini pelanggan cukup ramai, tangannya seolah menolak untuk istirahat. Beruntung kamar dan ruang tengah berbeda lantai. Di atas sini Hayla hanya mendengar samar-samar teriakan mereka, meski tidak dapat menangkap apa yang mereka ributkan.

ASHER: LOVE MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang