Episode 25

3.8K 178 0
                                    

Stay tuned! Besok update lagi❤

...

Ada yang berbeda pagi ini, rumah yang biasanya ramai oleh melan Hayla, sekarang senyap. Hanya terdengar suara mesin AC yang menyala, hal itu pula menjadi pertanyaan besar bagi Asher.

Asher yang tengah membersihkan kamera melirik Hayla yang menutup mulut rapat. Biasanya mulut itu bergerak mengatakan setiap kata-kata pedas atau sebuah umpatan.

"Gue gak bikin sarapan, makan di luar aja yah?"  ucap Hayla seraya menyapu lantai.

Kening Asher mengerut mendengarnya, tumben sekali Hayla tidak membuat sarapan. Setahu Asher semalas-malasnya Hayla menyiapkan sarapan, Hayla pasti membuat roti bakar beroles selai. Pikirannya berkelana memikirkan mengapa dengan Hayla hari ini. Walau pun pertanyaannya tak akan pernah terjawab selain dari Hayla sendiri.

Asher yang sedang membersihkan kameranya menatap sekilas Hayla yang telah selesai dengan aktivitasnya.

"Kenapa gak buat?" tanya Asher ingin tahu.

Hayla mengedik bahu, sosoknya memasuki dapur hendak minum. "Lagi gak mood aja."

Menghembus pelan, Asher meletakkan kamera tersebut ke atas meja, lantas berdiri dengan sigap. Korneanya tertuju pada Hayla yang kembali dari dapur.

"Yaudah, ayo pergi," ajak Asher, Hayla menoleh ke arahnya dengan tangan melayang di udara sebab berniat ingin mengambil kemoceng.

"Lo aja, sekalian berangkat ke kampus," tolak Hayla, batal menarik gagang kemoceng dari atas lemari. Kini wanita itu mendudukan bokongnya di kursi santai.

"Nggak, gue maunya sama lo." Asher berjalan menghampiri Hayla yang mulai membaca buku.

"Lo kesambet apaan, Ser?" ketusnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku. "Gue lagi gak nafsu makan."

"Oh gitu, jadi lo mau nyiksa anak gue." Bersedekap dada Asher mencibir perkataan Hayla yang katanya sedang tidak nafsu makan.

Hayla mendengkus kasar sembari merotasikan kedua bola matanya jengah. Sontak ia menutup buku dan berdiri agar dapat berhadapan dengan Asher langsung.

"Bukan gitu, tapi gimana yah gue gak ada selera buat makan," kilah Hayla memberi alasan.

Ia tidak berbohong, perutnya sama sekali belum merasakan lapar. Melihat makanan saja membuatnya malas, entah karena kurang sehat atau disebabkan faktor kehamilannya.

"Paksain," ucap Asher memaksa.

Asher tidak akan diam saja jika Hayla tetap keukeuh menolak untuk sarapan, Hayla tidak boleh egois hanya memikirkan dirinya saja tanpa memikirkan bayi yang ada di dalam kandungannya.

Anak mereka butuh nutrisi, butuh asupan, Asher tidak mau anaknya kenapa-kenapa hanya karena Hayla tidak mau makan. Asher pun tak menginginkan Hayla terjatuh lemas akibat kekurangan energi.

"Kalo muntah gimana?"

Asher memegang kedua bahu Hayla yang segera wanita itu lepaskan bikin Asher berdecak. "Sarapan itu penting Ay, gue gak mau anak gue menderita gara-gara lo telat makan."

Hayla menggeleng cepat, masih dengan pilihannya untuk tidak ikut Asher keluar untuk mengisi kekuatan. "Gue nanti deh, gak sekarang."

"Sekarang Hayla, dengerin kek sekali-sekali omongan gue. Apa salahnya lo turutin suami lo sendiri?" tukas Asher dengan suara tinggi supaya Hayla sadar jika tindakannya salah.

"Tapi kan Ser—"

"Cepet, gak ada waktu. Gue keburu laper." Terlanjur kesal Asher berbalik dengan menghentakan kaki menuju sofa, lalu duduk di sana.

ASHER: LOVE MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang