Happy Reading
***
"
Asheerr." Hayla pun jatuh ke dalam pelukan Asher, menangis kencang di dadanya, memeluk erat dengan segala emosi yang menguap.
Malam itu adalah malam di mana Asher melihat sisi Hayla yang lain, menangis entah apa yang dia takuti. Titik yang sepertinya di mana Hayla tak dapat lagi menahan gejolak yang terus ia pendam.
Pagi harinya Asher mengundang Kina dan Jenan ke apartemennya, memberitahu mereka jika Hayla sempat demam tadi malam dan sekarang sudah mendingan, namun ibu hamil muda itu masih bergulat di kasur. Asher yang melarang Hayla untuk turun dan beres-beres sebab Hayla baginya masih belum sembuh.
Ketiganya sudah berkumpul di ruang tamu, Asher hendak bertanya mengapa Hayla akhir-akhir ini sering menangis sendirian, dan semalam adalah puncaknya. Kalau tangisan Hayla karena mantannya alias si Diksa mau menikah, ia sudah tidak tahu lagi harus ngomong apa.
"Jadi?" tanya Asher sudah di ambang sangat penasarannya.
Kina dan Jenan saling pandang dan saling menyuruh satu sama lain untuk menjelaskannya kepada Asher.
"Sebenernya kita juga gak tau kenapa Hayla gini, maksudnya setau kita ya Aya biasa aja pas denger kabar itu, gak ada tanda-tanda dia patah hati juga," ujar Jenan pada akhirnya.
Asher berkerut bingung. "Terus dia nangis kenapa?"
"Ya mana gue tau, tanya aja sendiri sama anaknya, emang kita emaknya yang serba tau," jawab Kina.
Seketika Asher mengubar raut wajahnya menjadi datar, si dua sobat itu sama sekali tidak terusik dengan perubahan Asher, toh mereka memang tidak salah menjawab. "Gue serius."
"Kita juga serius."
Asher mengusap wajahnya lelah, kalau mereka tidak tahu apalagi dengan dirinya. Bertanya langsung kepada Hayla pun rasanya mustahil, Hayla akan terus tutup mulut menutupi alasan kesedihannya.
Meski ini mengenai percintaan masa lalunya, Asher tidak masalah. Karena mau bagaimana pun juga itu hanya masa lalu, dan bisa saja Hayla masih belum menerima itu semua. Perihal hati memang sulit untuk sembuh.
"Tapi lo mau denger cerita Hayla sama Diksa gak?" tanya Jenan menawari kisah Hayla semasa sekolah.
Tanpa perlu berpikir lama, Asher mengangguk mantap. Sudah sedari lama Asher ingin mendengar cerita Hayla saat masih mengenakan seragam sekolah, saat kegiatan di dalam mau pun di luar sekolah, atau cerita cinta Hayla yang katanya rumit itu.
"Jadi Hayla sama Diksa itu temenan, setau kita sih dari SMP."
Asher mengangkat tangan menyuruh Jenan berhenti sejenak sebab ia hendak bertanya. "Diksa sama Aya temenan udah lama? Jadi mereka frendzone?"
Keduanya mengangguk.
"Iya, tapi Hayla gak bilang dari kapan, pokoknya mereka pacaran udah lewatin satu tahun lebih, lama dah intinya. Nah, selain mereka yang ngejalin pertemanan sekaligus pacaran, ada satu lagi yang bareng-bareng mereka dari awal mereka temenan, namanya Laila," jelas Jenan yang didengari dengan khusu oleh kedua makhluk di depannya itu.
"Si Laila ini selalu ikut kemana pun Hayla Diksa pergi, Hayla jujur kalo dia sama Diksa yang nyuruh Laila ikut aja padahal si Laila ini gak mau. Laila dukung banget hubungan mereka."
Sebentar, sekarang perasaan Asher tidak enak. Ia seperti sudah tahu apa yang akan dikatakan Jenan selanjutnya, ia seakan telah hapal hubungan macam yang Hayla dan dua orang lainnya jalani.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHER: LOVE MISTAKES
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA-!!! ... Sequel Grow Up || bisa dibaca terpisah Awalnya acara perpisahan SMA kala itu berjalan lancar sesuai harapan yang Hayla bayangkan, akan tetapi ketika waktunya pulang Hayla dikejutkan oleh Asher yang tiba-tiba menarikn...