Dah ni up, GWEHH GAK BISA MIKIR APA APA LAGI BJIIRRR SUMPILLL
***
Katanya hari ini di rumah Papa Asher akan diadakan pesta malam minggu, katanya juga sebagai perayaan Hayla 7 bulanan. Sebenarnya Hayla tidak mengetahui apa-apa mengenai rencana ini, tiba-tiba saja ia dieret ke rumah Papa Asher seusai pengajian 7 bulanan di rumah orangtua Hayla.
Tak tahu harus bagaimana, Hayla celingukan bingung melakukan apa. Ibu dan bapak tak bisa ikut, katanya harus merapihkan rumah dan ada acara besanan tetangga besok pagi. Jadilah hanya dirinya yang ikut. Sementara Asher, dia kelihatan bahagia menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan bakar-bakar.
Pada tepi kolam Hayla duduk sendirian dengan mulutnya terus berdecak gusar disertai erangan kesal yang entah harus dilampiaskan pada apa. Lirikannya tak henti jatuh pada lelaki berkemeja hitam yang sibuk mondar mandir menyiapkan perjamuan. "Asherrr, boseeeennn," keluh Hayla kian mengencangkan gerakan kaki hingga menimbulkan gelombang kecil pada kolam. Ia ditinggal begitu saja tanpa ditemani kawanannya, bahkan teman-teman dekatnya malah sibuk selfie-selfie melupakan dirinya.
Jahat.
Asher yang tadinya merapihkan meja, mendekat pada Hayla dengan tergesa-gesa, takut mode singanya bangun. Nampak dari raut wajahnya wanita itu sedang sebal. Dia, sih, sudah tahu penyebabnya apa. Salahkan dirinya yang kurang peka.
"Kenapa?" tanya Asher basa basi usai mendudukkan diri di samping Hayla, tangannya menggenggam jemari wanitanya untuk menyalurkan kehangatan. "Jangan di sini dong, dingin," ujarnya merasakan kulit istrinya yang begitu dingin, entah karena sudah malam atau Hayla yang duduknya berdampingan dengan kolam.
Hayla menggeleng kecil, bibirnya terpaut disertai lirikan sinis pada Asher. "Pengen ikutan!"
Asher menolak dengan telunjuk bergerak kanan kiri. "Gak boleh, lo gak boleh ikut bantu-bantu." Pasalnya, kalau Hayla ikutan malah membuat semuanya khawatir, bukan hanya dirinya. Semuanya takut Hayla kelelahan walau wanita itu sendiri senang melakukannya.
Hembusan lemas sebagai respond dari Hayla membuat Asher menepuk pelan puncak kepala wanita itu. "Terus gue harus ngapaiiinnn," keluh Hayla menderita.
"Main game," jawab Asher memberi ide, namun ucapannya disangkal langsung oleh si ibu hamil muda itu.
"Tadi udah."
"Buka tiktok."
Hayla menggeleng. "Nggak punya tiktok."
Jaman sekarang tidak punya tiktok? Asher memandang Hayla heran. "Nih pake hp gue aja," ucapnya sambil menyodorkan ponsel.
"Nggak mau."
Asher mengusak rambut Hayla menjadi acak-acakan, si korban menepis tangan tak terima. Walau sudah buluk, tapi rambut paripurna yang sudah dicatok sejam ini tidak boleh berantakan. "Nggak boleh capek-capek, Aya," kata Asher memberitahu, jujur saja ia cemas bila sakit kepala Hayla kambuh lagi.
"Bosen." Tak capek Hayla melontarkan kata tersebut.
"Nanti gue marah," balas Asher.
Lantas Hayla memasang raut datar. "Ada keliatan gue peduli nggak?"
Asher telak, tak mampu menjawab, serapat mungkin ia tautkan bibirnya. Jangan sampai salah bicara, akhir-akhir ini Hayla bisa marah hanya karena salah ngomong. "Mau tidur aja?" tanyanya pada akhirnya.
Tidak ada balasan dari si kecil berbadan dua, justru Hayla berdiri dan melengos pergi. Yang ditinggal pun menatap kebingungan pada wanitanya, apa salahnya? Apakah ada ucapan yang membuat hati calon ibu tersebut sakit? Ia rasa tidak. Tak banyak pikir, segera dirinya menyusul Hayla yang sudah hampir melewati pintu belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHER: LOVE MISTAKES
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA-!!! ... Sequel Grow Up || bisa dibaca terpisah Awalnya acara perpisahan SMA kala itu berjalan lancar sesuai harapan yang Hayla bayangkan, akan tetapi ketika waktunya pulang Hayla dikejutkan oleh Asher yang tiba-tiba menarikn...