Episode 39

6K 127 21
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini, Mama pulang ke negaranya. Tentu Hayla dan Asher mengantar Mama sampai bandara, bahkan bertemu Papa di sana yang hendak bertugas. Sayangnya Papa tidak dapat berlama-lama, beliau herus melaksanakan tugas kewajibannya sebagai seorang pilot.

Pelukan antara putra dan ibu itu berlangsung lama ketika wanita setengah baya hendak pergi, sebab keduanya sangat jarang bertemu selain melalui video call mau pun sambungan telepon biasa. Kepulangan Mama menghantam hati Asher yang kembali kesepian akan sosok ibu di sampingnya, walau kesempatan berjumpa masih ada di lain waktu meski membutuhkan hitungan tahun.

Mama merupakan wanita super sibuk yang jika ingin bertemu harus membuat janji terlebih dahulu. Bahkan bertemu anaknya sendiri pun, Mama menunggu pekerjaan yang mengharuskan dirinya terbang ke Indonesia. Walau pun Asher menyusul Mama, saling mengobrol secara tatap muka hanya bisa dihitung beberapa kali, itu pun tidak lebih dari satu jam. Mama lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor, entah akan berakhir sampai kapan.

Usai melambai perpisahan antara menantu, anak dan mertua, Asher serta Hayla cepat pergi dari bandara sebelum panas matahari menyeruak dikala siang. Namun, sepasang suami istri muda itu tidak langsung pulang, mereka berniat kencan dengan menonton film yang baru tayang di bioskop. Mall yang mereka datangi pun sengaja yang dekat dengan apartemen mereka, karena Asher tak mau Hayla terlalu lama mengalami perjalanan panjang di jalanan Kota Bogor yang tidak ada bedanya dengan Jakarta. Macet.

"Mau beli popcornnya nggak?" tanya Asher selesai memesan tiket. Ia menuntun Hayla untuk duduk di bangku kosong takut-takut wanita itu kelelahan.

Respon Hayla sesuai dugaan Asher, kebiasaan wanitanya tentu sudah ia hapal jika menyangkut menonton.

"Nggak ah, nanti nggak fokus lagi sama jalan ceritanya," tolak Hayla. Kedua matanya tertutup kala Asher mengusap pelan perut buncitnya yang terasa menenangkan. Perlakuan Asher pada Hayla pun menarik perhatian muda-mudi yang berseru iri melihat Asher begitu peduli pada istrinya.

Satu tangannya mengambil botol yang telah kosong, habis tak tersisa diminum bumil muda.

"Gue beli minum dulu ya, gak papa tunggu di sini?" kata Asher.

"Ikut deh, sambil makan boleh nggak? Laperrr." Hayla merengek kecil merasakan perutnya sudah keroncongan meminta makanan, terlebih anaknya yang butuh asupan.

"Jadi mau makan dulu nih?"

"Iyaaa. Emang masuknya jam berapa?"

Asher mengecek tiket yang sudah ia beli tadi, tertera di sana jam masuk teater untuk film yang ingin mereka tonton. "Jam dua belas lima lima, cukup nggak?" Mengetahui saat ini jarum jam menunjukkan angka dua belas lewat empat belas, ia khawatir filmya sudah dimulai sementara Hayla masih asik makan.

"Cukup, gue kan makannya cepet," imbuhnya.

"Yaudah."

Keduanya beranjak hendak memenuhi keinginan Hayla. Namun, tepat kedua kakinya keluar dari area bioskop, Hayla menolehkan kepalanya untuk melihat sekitar belakang sebab merasa ada yang mengikuti.

ASHER: LOVE MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang