Akibat "teror" semalam dan Hayla yang langsung mengubungi Asher kala itu juga, lelaki yang masih berada di Bandung itu menyuruh Kina serta Jenan untuk menemani Hayla di apartemen sampai Asher pulang.
Mereka berdua pun tanpa berpikir panjang menyetujui perintah Asher, mereka juga takut jika Hayla kenapa-kenapa. Ditambah wanita itu tengah hamil membuat kekhawatiran Kina dan Jenan semakin tak terkendali.
Bahkan ketika Hayla berniat keluar untuk ke Indoapril pun kedua remaja itu begitu semangat mengawal Hayla di sisi kanan dan kirinya.
Namun hari ini nampak berbeda, Kina ada presentasi yang terpaksa tidak ikut dalam menjaga Hayla, Jenan pun pergi untuk berkeja kelompok. Sementara Hayla yang sangat tidak ingin bosen karena tidak ngapa-ngapain memilih masuk kerja di toko Jenan.
Meski pun sedikit was-was sebab ia hanya sendiri di sana-dua karyawan yang senantiasa menemani Hayla kerja akan berangkat telat-namun Hayla memberanikan diri. Ia tidak boleh menjadi penakut, lagi pula semenjak kertas biru menyeramkan itu tidak ada lagi yang mengirim pesan atau memberikannya barang yang berisi ancaman atau pertanyaan aneh.
"Ay gue nyampe maleman yah, soalnya ini weekend pasti macet parah." Dari balik sambungan telepon Asher memberitahu perihal kepulangannya.
"Iya hati-hati, jangan ngebut gitu bilangin sama temen lo."
"Iya, oh iya ada yang macam-macam lagi gak sama lo selain yang waktu itu?"
"Gak ada, Ser. Kira-kira itu siapa yah? Gue takut, selama gue hidup gue gak pernah bikin masalah sama orang lain, gue gak mau punya musuh makanya gue ngejaga sikap sama orang lain."
"Mungkin aja orang iseng." Asher masih berpikir positif walau ia sudah tahu siapa yang melakukan hal tersebut kepada Hayla.
"Gak mungkin deh, Ser."
"Kita bicarain ini di rumah aja yah?"
Meski Asher tak tahu Hayla tetap mengangguk sebagai repond. "Iya."
"Kina sama Jenan mana? Kok gak kedengeran suaranya?"
"Mereka lagi ada urusan."
"Terus sekarang lo sendiri."
"Iya."
Terdengar helaan napas dari lawan bicara Hayla. "Yaudah hati-hati, tetep di situ dan jangan ke mana-mana, tunggu mereka kalo mau pergi."
"Iya, gue tutup yah ada yang beli nih."
Usai membuat pesanan pelanggan, Hayla beristirahat sejenak. Dikarenakan kehamilannya Hayla sekarang menjadi cepat lelah. Meski dokter sudah menganjurkan untuk istirahat dan jangan melakukan aktivitas berat-berat, Hayla seolah-olah menutup telinga. Sebab jika Hayla tidak bergerak yang ada dirinya diland bosan.
Tak lama dua sejoli yang akhir-akhir ink terlihat selalu bersama datang, mengusir Hayla untuk cepat pulang dan istirahat. Mereka bilang dengan wajah serius kalau ibu hamil tidak boleh capek-capek meski Hayla sudah sangat tahu hal itu.
Daripada dirinya dan kedua bocah itu menjadi pusat perhatian para pelanggan, Hayla menurut. Ia tidak tahu sekarang mau ke mana, ia malas jika langsung pulang, sebab ujung-ujungnya tidak berbuat apa-apa.
Seketika ia teringat tempat yang ingin ia kunjungi, lantas Hayla memberhentikan taxi yang melaju ke arahnya, memberitahukan tujuan, dan keempat roda mobil kembali berputar.
Sesampainya di sana, Hayla turun dan memberikan ongkos. Suasana tampak ramai, sebab cafe yang didirikan Asher kini menghadirkan perpustakaan kecil untuk para pengunjung yang ingin baca-baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHER: LOVE MISTAKES
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA-!!! ... Sequel Grow Up || bisa dibaca terpisah Awalnya acara perpisahan SMA kala itu berjalan lancar sesuai harapan yang Hayla bayangkan, akan tetapi ketika waktunya pulang Hayla dikejutkan oleh Asher yang tiba-tiba menarikn...