Episode 26

3.4K 179 2
                                    

Maaf php kmrn ㅠㅠ

Maaf php kmrn ㅠㅠ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Masa lalu adalah menjadi bagian yang tak ingin diingat kembali, terkecuali di sana ada banyak hal bahagia yang terjadi. Bagi Hayla, masa lalunya biasa saja, tidak ada penyesalan sehingga dirinya sangat terobsesi untuk bisa memutar ulang waktu. Hanya saja satu yang sangat ia selali, menciptakan kenangan bersama Diksa yang berakhir kecewa.

Hayla tidak mempermasalahkan Diksa yang datang lagi ke hadapannya, toh ini juga pasti tidak Diksa harapkan bertemu kembali dengan Hayla karena Diksa telah menemukan prioritas utamanya. Hayla saja yang terlalu berlebihan, tapi Hayla lakukan itu karena tidak nyaman. Setiap melihat Diksa, lukanya kembali menganga.

"Ay lagi mikirin apa?" Dari arah depan datang Asher sambil membawa pesanan mereka, sekarang keduanya sedang berada di kafe. "Jangan mikir keras-keras, nanti jadi stres."

"Emang udah stres kok," celetuk Hayla, sontak Asher yang tadinya menyiapkan sumpit untuk makan menatap Hayla yang sibuk mengunyah.

Lelaki itu memiringkan kepalanya sedikit, netranya masih lurus kepada Hayla yang mengabaikan perhatiannya. Asher mendengar jelas ucapan Hayla barusan, ia paham tapi tidak ingin bertanya lebih.

Dari sikapnya saja sudah terlihat jika Hayla tengah banyak pikiran sebab terus kepergok melamun beberapa hari ini, terhitung semenjak dirinya mendapatkan job seingatnya. Pernah bertanya kenapa namun Hayla justru mengalihkan pembicaraan.

Asher ingin tahu apa yang menjadi beban Hayla belakangan ini, tapi Hayla seolah memberinya sekat tak kasat mata supaya dirinya dapat mudah dibodohi. Sayangnya Asher tidak sebego itu untuk terlambat menyadari, Hayla amatir perihal berbohong.

"Kalo ada apa-apa cerita, gue ngerasa gak ada gunanya jadi suami," tukas Asher sukses menyentak Hayla yang tersedak usai menyeruput mie.

"Lo mikir kalo gue lagi ada masalah?"

Asher mendongak sekejap sebelum melanjutkan mengisi perut. Hayla benar-benar menganggapnya sebagai pria bodoh.

"Jadi kehadiran gue di hidup lo tuh lo anggap apa? Cowok yang kepaksa terikat karena seorang anak?"

"Lo berharap ada cinta di antara kita?" Bukannya menjawab Hayla malah balik bertanya.

Dentingan piring terdengar akibat Asher yang meletakan sumpit dengan gerakan kasar, bibirnya berdecih pelan.

"Apa lo ada niatan buat pisah sama gue sesudah bayinya lahir?" Hayla mematung dengan raut terkejut, tak menyangkan jika Asher akan berkata demikian.

"Bukan gitu, tapi—"

"Pernikahan ini emang gak dilandasi karena cinta, tapi apa lo mau terus-terusan kayak gitu? Gak capek?"

"Kenapa lo ngomong kayak gitu?" Bingung saja, mengapa tiba-tiba Asher membicarakan sesuatu yang tak pernah ia bayangkan untuk diobrolkan.

ASHER: LOVE MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang