Happy Reading
***
"Kita mau ke mana?"
Arah jalan yang Asher lalui belum pernah Hayla lewati, daerahnya pun Hayla merasa asing, namun yang Hayla herankan jalan ini tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Entah mau ke mana Asher membawanya siang ini, sebab tiba-tiba saja Asher menyuruh Hayla bersiap secantik mungkin disaat dirinya sedang menjemur pakaian.
Ban mobil berhenti berputar di depan bangunan klasik dengan bangku serta meja untuk pengunjung yang tersimpan di luar pintu. Hayla melirik ke sana ke mari karena terlihat cafe yang ia kunjungi dengan Asher itu terlihat sepi. Jalanan tadi pun hanya beberapa mobil serta motor yang melaju. Tempat ini benar-benar seperti belum terjamah oleh orang-orang luar.
Pesawahan serta suasana asri ketika Hayla keluar mobil menunjukkan apa yang Hayla pikirkan memanglah benar. Udara sejuk yang ia hirup pun begitu segar hingga ia seperti terbang ke atas langit. Di daerah tempat tinggalnya dulu mau pun sekarang, hanya polusi yang menjadi pemandangan sehari-hari.
Hayla melangkah pelan seraya berpegangan tangan dengan Asher yang membawanya ke dalam. Matanya terpesona akan apa yang ia lihat sekarang ini, ia kira dalamnya hanya tempat duduk, pajangan serta meja resepsionis. Ternyata dugaannya salah, sebab penampakan cafe bagian luar seperti cafe biasa-biasa saja, macam cafe pada umumnya.
Kolam ikan di tengah ruangan, lukisan-lukisan yang terpajang di dinding cafe, pohon kecil yang ditanam dipot besar, dengan interior mewah yang Hayla duga pasti harganya tidak kira-kira.
"Lo ngapain ngajak gue ke sini, Ser? Di sini pasti es teh manis aja dua puluh ribu, lo lagi banyak duit apa ya," bisik Hayla mendekat ke telinga Asher supaya tidak terdengar oleh siapa pun.
"Kata siapa gue yang bayar?" katanya seraya membuka buku menu.
Hayla mengernyit heran, "Terus?"
"Gue ngajak lo ke sini doang, kita nggak makan," ucapnya dengan nada santai, buku menu yang ia pegang disimpan kembali ke tempat semula.
Sudah terbayang, kan, seperti apa raut wajah Hayla sekarang ini? Bingung, aneh, kaget, serta sedikit emosi yang bercampur aduk. Asher hanya memasang muka biasa saja.
"Kita numpang doang di sini?" Asher diam saja tidak menjawab apa pun. "Ya Allah Asher kalo lagi di rumah gue getok juga lo panci, cantik-cantik gue ke sini tapi gak dikasih makan, mendingan kita ke warteg aja tadi," sungutnya menyebalkan.
"Lo udah makan, kan, di rumah?" tanya Asher yang dijawab Hayla sekedar anggukan malas.
"Nah kalo udah ngapain kita makan di sini juga, mahal tau. Tadi gue liat di buku menu nasi goreng seafood aja lima puluh ribu, aqua lima belas, gue ngasih makan lo di sini bisa-bisa harganya setara sama gaji gue," ujarnya.
Hayla sudah tidak bisa berkomentar mengenai perilaku aneh Asher saat ini. Kalau tidak ada tujuan tertentu sehingga mengharuskan dirinya ke tempat seperti ini, mengapa lelaki itu harus mengajak dirinya pula.
Beruntung pengunjung datang hanya 4 pasangan termasuk dirinya. Hayla menghembus napas pelan mencoba bersabar di situasi yang tidak memungkinkan untuk dirinya menendang Asher sekencang-kencangnya.
"Terus pernyataan gue, kenapa kita ke sini?" tanya Hayla menekankan setiap kata.
"Ada yang mau ketemu sama lo, Ay."
Alis Hayla nyaris menyatu. "Siapa? Perasaan gue nggak punya musuh sampe-sampe ada yang mau ketemu gue di tempat ginian."
Asher menepuk jidat atas yang Hayla ucapkan barusan, bisa-bisanya dia berpikir seperti itu. "Bukan musuh, Ay, gue tau lo nggak punya musuh, kecuali sama kecoa yang udah lo usir malah balik lagi balik lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHER: LOVE MISTAKES
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA-!!! ... Sequel Grow Up || bisa dibaca terpisah Awalnya acara perpisahan SMA kala itu berjalan lancar sesuai harapan yang Hayla bayangkan, akan tetapi ketika waktunya pulang Hayla dikejutkan oleh Asher yang tiba-tiba menarikn...