...
"Bang kok bisa gini?"
Jackson yang ditanya demikian hanya bisa menghela kasar dan mengusap wajah gusar. Dirinya pun tidak tahu jika akan seperti ini, Jackson merasa kalau dia sudah menipu Asher. Nyatanya memang hal itu di luar dari dugaan serta pengetahuannya. Terjadi begitu saja.
"Gue gak tau pasti Ser, karena—"
"Kalo gak tau kenapa ngejanjiin?"
Jackson duduk di kursi kebesarannya, melarikan pandangan tak tentu arah. Jujur, dirinya pun bingung pada masalah ini.
"Sumpah Ser, pak Matyo nyuruh gue buat tunjuk salah satu orang yang bisa jadi fotografer mereka, tapi pas lo balik dari kafe tadi gue juga dikagetin sama informasi yang pak Matyo kasih sendiri kalo Tria yang turun tangan. Di jadwalnya minggu depan kok, gue gak tau kalo dijadiin hari ini."
Asher berkacak pinggang, mengeraskan rahang saking kesalnya. Lagi-lagi Tria merebut pekerjaannya, tidak salah lagi kalau di balik semua ini orang tua Tria yang berulah.
Bukannya Asher menuduh, sebab beberapa waktu yang lalu kejadian sama pernah terjadi. Padahal semuanya mengakui jika Asher lebih unggul dari Tria.
"Gue bener-bener minta maaf Ser, atas nama gue, atasan sama studio. Lo kenal gue orangnya gimana, gue lebih mementingkan potensi pekerja dari pada nerima suap yang nyatanya kerjanya gak becus."
Asher percaya pada asisten managernya ini, sekali pun Jackson tidak pernah mengecewakan Asher. Sedari awal Asher bekerja di Purple Studio's Jackson tidak pernah membuat Asher kecewa. Jackson telah menganggap Asher sebagai adiknya sendiri, sebaliknya yang dirasakan Asher kepada Jackson.
Meski ini bukan pertama kalinya, Asher kembali mengikhlaskan masalah ini. Mengetahui tabiat Tria yang tak mau kalah darinya membuat Asher memaklumi saja. Dari pada bikin masalah baru, bisa repot.
"Maaf Bang gue juga, udah ..." Asher berdesis lirih, tak tahu harus bilang apa.
"Lo gak usah minta maaf, di sini lo yang korban. Kalo bisa gue urus masalah ini sampe tuntas, gue juga gedek kali sama mereka. Mana pak Matyo mata duitan banget."
"Gak usahlah, gue gak mau memperpanjang."
Jackson hanya mengiyakan, sebenarnya dia juga kasihan pada Asher. Ada tanggung jawab yang harus cowok itu pikul, keluarga barunya yang masih berumur sebiji jagung.
Asher pernah bilang padanya, kebutuhan rumah Asher yang menganggung, bukan mertua atau pun papanya, terlebih mamanya yang tinggal jauh dari Indonesia. Karena ini sudah menjadi kewajiban Asher sebagai seorang suami, menafkahi keluarga.
Awalnya Asher pun mengaku pernah ditawari papa untuk kerja di perusahaan temannya dan langsung mendapat posisi lumayan tinggi, tapi Asher dengan cepat menolak, sebab kantor bukanlah bidangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASHER: LOVE MISTAKES
General FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA-!!! ... Sequel Grow Up || bisa dibaca terpisah Awalnya acara perpisahan SMA kala itu berjalan lancar sesuai harapan yang Hayla bayangkan, akan tetapi ketika waktunya pulang Hayla dikejutkan oleh Asher yang tiba-tiba menarikn...