Episode 23

3.8K 204 2
                                    

Jangan lupa rekomendasiin ke temen temen ya gengs^^ vote sama komennya kalo sadar^^

...

Di halaman rumah, pagi-pagi Asher sudah rajin membantu Bapak menyiram tanaman. Dari mencabut rumput liar, memotong bunga yang telah layu, memindahkan bunga besar dari pot kecil ke pot yang lebih besar, dan kini memberikan air untuk bunga-bunga milik Mama Hayla.

Asher lakukan ini bukan semata pencitraan supaya terlihat seperti laki-laki rajin, namun ia memang ikhlas dan ingin membantu Bapak. Asher tidak sepicik itu untuk membuat Bapak terkesima akan kerja kerasnya. Ini tidak seberapa bagi Asher.

"Bapak ini kopi sama gorengannya," ujar Hayla dari teras rumah.

"Simpen aja di situ, Ay," jawab Bapak tidak mengalihkan atensinya dari burung yang tengah beliau urus.

Asher menoleh ke arah Hayla, lantas menggerakan tangannya bertanya kepada wanita itu melalui gerakan tangan. Hayla yang melihat hal tersebut mengernyit bingung.

"Ngomong aja kenapa, sih? Ribet banget pake bahasa isyarat, lo kan punya mulut," sengit Hayla yang dihadiahi pelototan singkat Asher.

Bukan tidak mau bilang langsung, hanya saja Asher malu mengatakannya di dekat Bapak. Asher masih sedikit sungkan pada Bapak, di dekatnya Asher merasa tidak nyaman bergerak, rasanya agak canggung.

Padahal Asher adalah tipe cowok yang mudah bergaul dengan orang baru, apalagi bersama bapak-bapak yang memiliki jokes receh, ngomongin pipa air saja ngakaknya sampai mengeluarkan air mata. Namun entah kenapa bila dekat Bapak Hayla bawaannya selalu takut, nyatanya Bapak bukanlah monster seram yang siap menerkam Asher hidup-hidup.

"Kopi gue mana?" final Asher sebab Hayla masih tidak bisa menangkap maksudnya.

"Oh itu, bukannya lo gak biasa yah minum kopi pagi-pagi?"

"Di sini dingin jadi butuh yang anget-anget."

Bapak yang mendengar ucapan Asher diam-diam terkekeh pelan. "Peluk atuh Ay, suami kamu itu kedinginan," celetuk Bapak seraya berdiri usai mengurusi burung peliharaannya.

"Ih apaan sih Bapak, Asher mana mau peluk Aya, bau badan katanya," adu Hayla diselingi candaan kecil.

"Ah masa kamu gak mau peluk anak Bapak? Imut gitu gemesin, kamu aja sampe khilaf," ucap Bapak kepada Asher yang kini salah tingkah.

"Bukan gitu, Pak." Asher ingin menyangkal, namun tak tahu harus berkata apa.

"Aya sering dipeluk Asher, tapi suka di keteknya."

Asher menyengir kala Hayla membeberkan kebiasaannya kepada Bapak yang tertawa. Ia memang sering mengapit Hayla, entah dari kapan, tapi hal tersebut kini menjadi kebiasaan anehnya.

"Kayak Mama, Bapak sering banget meluk Mama di keteknya, padahal bau. Apalagi kalo abis kerja, Mama aja sampe mau pingsan waktu itu," saur Mama dari dalam seraya membawa piring berisi pisang goreng.

ASHER: LOVE MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang