Episode 30

4.3K 170 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Berminggu-minggu sudah Hayla dan Asher melewati kehidupan dengan berbagai rasa, seringnya bertengkar bukannya salah satu ciri pasangan langgeng? Itulah yang dikatakan orang-orang mengenai bagaimana supaya hubungan tetap terjalin bagus.

Kehamilan Hayla pun sudah nampak jelas, perutnya membuncit walau tidak terlalu besar karna masih dalam usia 5 bulan. Selama itu pula Asher banjir job untuk pemotretan pernikahan, pre-wedding, ulang tahun atau acara yang memang ingin menyewa jasa tukang foto.

Walau kadang selalu membuat rusuh dan berisik, ada kalanya mereka berdua akur satu sama lain. Saling perhatian meski masih canggung.

Kini, di depan gedung apartemen yang mereka tinggali, Asher hendak pamit untuk pergi ke Bandung, ia mendapat panggilan dari teman semasa SMA-nya bahwa akan mengadakan pesta pernikahan di kota Paris Van Java bersama satu temannya yang lain.

"Baru inget, sampe berapa hari?" tanya Hayla, rautnya sekuat tenaga menahan sedih. Hayla menolak keras jika ia tak mau ditinggalkan oleh Asher ke tempat jauh, hanya saja akhir-akhir ini ia sedang tidak mau sendiri. Kehadiran Asher sudah menjadi kebiasaan di hidupnya, dan entah kenapa ia tiba-tiba tidak ingin berjauhan dengan Asher.

Meski ia tidak tau itu keinginan baby atau hatinya sendiri.

"Seminggu, dadakan banget yah?" Hayla mengangguk lemas.

"Maaf baru bilang, mau dibeliin apa?" Hayla hanya menggeleng pelan dengan raut wajah memelas.

Asher menghembus napas kecil, lalu maju selangkah supaya lebih dekat pada Hayla. Surainya ia usap, bersamaan dengan tatapan keduanya yang sukar diartikan.

"Kalo beres langsung pulang."

"Mau jalan-jalan dulu."

Sebal, Hayla mencubit kecil area perut Asher sehingga pria itu mengaduh perih.

"Jangan jalan-jalan sendirian, ada istri di sini yang pengen keluar!" ketus Hayla. Layangan matanya tajam membuat Asher bukannya merasa tak enak malainkan tertawa geli.

"Iya iya. Gue berangkat yah? Jaga diri di rumah, jangan ke mana-mana, nanti kalo udah sampe gue kabarin."

"Iya."

Merasa sudah tidak ada yang tertinggal, Asher masuk ke dalam mobil milik temannya. Dari jarak beberapa meter saja, Hayla hanya diam, tidak menampilkan reaksi lebih terhadap kepergian Asher selama satu minggu ke depan.

Dirinya merasa kosong, seperti ada yang kurang ketika masuk ke dalam unit apartemennya. Hayla mengedarkan pandangan, biasanya jika ia pulang dari arah dapur Asher menyapa sembari membuat susu dan teh untuknya.

Namun sekarang, kosong. Baik, mungkin ini terlalu lebay. Tapi tetap saja, Hayla gusar merasakannya.

"Mending gue siap-siap aja ke toko Jenan," monolog Hayla, melangkah cepat menuju kamar.

ASHER: LOVE MISTAKESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang