09. ANXIETY ATTACK

5.4K 553 201
                                    

Cuma mau bilang bedain ya dunia fiksi sana dunia nyata.

***

Caramel masih bingung akan di bawa kemana oleh Elang. Karena setelah keluar dari gerbang sekolah Elang tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.

Jangan-jangan dia kena penyakit bisu lagi?! Oh ayolah Caramel jangan berfikiran yang macam-macam.

"Serius lo mau bawa gue kemana?!" tanya Caramel setengah berteriak.

"Berisik!"

"Ye! Di tanyain malah ngatain!" sumpah Caramel.

"Mau gue jual!" balas Elang asal. Bukannya takut Caramel malah tertawa hingga membuat Elang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Emang ada yang lucu?"

"Maaf? Lo mau jual gue? Jual aja, lagian om-om mana yang berani nyentuh gue!" jawabnya sombong.

Elang menaikkan alisnya, "Siapa bilang gue jual lo ke om-om? Gue mau jual organ dalam lo."

Caramel terperangah, "Dasar psikopat! Gak punya hati!" Caramel langsung menyentuh dadanya.

"Lo sekarang baru sadar kalau lo salah main-main sama gue?!"

"Tau ah! Mending lo turunin gue cepet!"

"Ogah!"

"Oke! Gue bakal loncat!" ancam Caramel yang berusaha membuka pintu mobil tetapi tidak bisa.

Elang menarik sudut bibirnya. Elang sangat tidak suka di usik dan perlakuan adik kelasnya ini sangat mengganggunya. Maka dari itu, ia akan memberikan pelajaran kecil agar Caramel tidak berani main-main lagi padanya.

"Ck! Buka gak pintunya?!" teriak Caramel.

Elang tidak menggubris ucapan Caramel ia melajukan mobilnya di atas rata-rata. Bahkan sedari tadi mereka mendapatkan teguran klakson dari mobil lain.

Caramel mendengus, berteriak dan terus memberontak hanya membuang-buang energinya saja.

Ketika sudah tidak ada suara lagi, Elang memulai menambahkan lagi kecepatan mobilnya. Seolah-olah ia sedang balapan mobil dan Elang terobsesi akan menang.

"Bisa pelan-pelan gak sih bawa mobilnya?!" pekik Caramel saat Elang melajukan mobil dengan begitu cepat.
"Gak!"

"Lo mau mati?!"

"Please... Lo kalo mau mati jangan bawa-bawa gue!"

"Berisik! Lo tinggal duduk dan nikmatin aja!"

GILA! APA YANG HARUS DI NIKMATIN? DETIK-DETIK KEMATIAN?
Caramel terus mengumpat apalagi saat Elang yang mengendarai mobil seperti kesetanan. Caramel hanya bisa menutup matanya dan berpegangan pada sealt belt yang ia pakai.

Sialnya saat ia memejamkan mata ia malah terbayang jika saja mobil yang ia tumpangi mengalami kecelakaan. Menubruk bus yang besar sekali sampai terguling-guling. Tidak itu aja, ia bahkan membayangkan jika mobil itu jatuh ke dalan jurang yang tinggi. Atau bahkan mobil ini terbakar dengan api yang besar.

Caramel tidak mendatangkan hal yang aneh ke kepalanya itu dengan sengaja. Bahkan Caramel tidak tahu kenapa bayangan mengerikan itu datang pada kepalanya.

Memikirkan itu membuat kepalanya berdenyut sakit. Ditambah rasa mual yang menyerang tiba-tiba. Tangan Caramel juga berkeringat.

"Cukup gue udah gak tahan..." lirih Caramel sambil menaruh telapak tangannya yang berkeringat di atas tangan Elang.

Merasakan tangan basah di atas tangannya membuat Elang langsung menoleh ke samping dimana Caramel yang sudah terlihat sangat lemas.

Elang terlalu fokus menyetir untuk memberikan balasan pada Caramel agar ia tidak berani macam-macam lagi padanya. Sepertinya rencana Elang itu berhasil untuk menakuti Caramel. Tetapi aneh, bukannya senang justru Elang merasa kasihan melihat keadaan Caramel sekarang.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang