29. RAYMOND

2.8K 266 66
                                    

Hallo everyone!!

Updatenya gak lama kan ini hehe😀

Buat yang lupa alur di sarankan baca beberapa part atas ygy.

Ini part lumayan panjang, pastikan kalian baca pas lagi senggang.

Harap maklum jika banyak typo nya.

Ada spesial scene part couple Juni-Juna, Gama-Freya dan Samudra-Ghia di awal.

***

Juni mengetuk-ngetuk lantai dengan sepatunya. Ia tengah menunggu Juna yang sedang bermain basket. Posisinya sekarang lumayan jauh. Ia berniat ingin menebeng pada cowok itu. Dan sekarang Juni tengah merasa bosan, Juna bermain basket cukup lama.

Juni langsung beranjak dari duduknya saat melihat Juna sudah selesai bermain. Cowok itu mengambil handuk kecil dan sebotol minuman di pinggir lapangan.

"Ganteng banget tolong!" jerit Juni dengan tertahan.

Gadis itu menaruh telunjuk tangannya di dagu, "Kok gue cupu banget si, kenapa gue gak jujur aja sama Kak Juna kalau gue suka sama dia." Juni tampak berfikir.

"Gas aja lah anjing dari pada diem-diem aja."

Perempuan berambut lurus itu berlari kecil untuk menghampiri Juna. Saat sudah ada di hadapannya, Juna tersentak karena kemunculan Juni tiba-tiba.

"Sendirian aja Kak?" tanya Juni basa-basi.

Juna mengangkat sebelah alisnya, "Berdua, kan ada lo di depan gue."

"Lo kenal gue gak?"

"Tau doang, Lo temennya Caramel, 'kan?"

Juni mengangguk, kemudian ia duduk di kursi. Ia menyilangkan kakinya dan bertopang dagu sambil memperhatikan wajah tampan Juna.

"Kalau di pikir-pikir nama kita serasi ya Kak." Juni sedikit membayangkan, "Juna dan Juni, lucu kan?"

"Gue gak ngerti maksud lo."

Juni menghembuskan nafas berat, "Gue suka sama lo tau Kak, udah dari lama."

Juna mengerjapkan kedua matanya, terkejut dengan pengakuan Juni yang secara terang-terangan. Jika diingat-ingat, Juni mirip dengan perempuan yang memberinya coklat.

"Lo yang kasih coklat ke gue?"

Juni mengangguk.

"Jangan suka sama gue, lupain perasaan lo." Juna mengambil tasnya dan melangkah pergi.

Juni tidak tinggal diam, ia mengekor Juma di belakang sambil bertanya, "Kenapa Kak? Gue gak cantik ya?"

"Gue gak suka sama lo."

"Juni bisa kok buat Kak Juna jatuh cinta."

Langkah Juna berhenti membuat langkah Juni juga ikut berhenti, "Caranya?" Kedua alis Juna terangkat menunggu jawaban Juni.

Juni sedikit menjinjit untuk mencium pipi Juna. Juna terkesiap, tidak menyangka Juni akan melakukan itu padanya.

"Ini yang lo maksud?"

Juni sekali lagi mengangguk. Pipinya sudah merah merona karena menahan malu.

Juna tersenyum miring, "Sama aja lo udah nunjukin diri kalau lo cewek murahan!" ujar Juna sarkas, "Dan gue gak sudi jatuh cinta sama cewek murahan kaya lo."

Juna pergi meninggalkan Juni yang diam mematung. Berusaha mencerna ucapan Juna barusan. Dadanya bergemuruh, hatinya sakit sekali. Matanya juga berkaca-kaca.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang