Elang mengukir senyum tipis, "Gue mau lo jadi pacar gue."
Caramel diam mencerna ucapan Elang. Tunggu dulu, apakah Elang serius mengatakan itu. Pertama kali Elang mengakui dirinya sebagai pacarnya itu hanya sebuah candaan. Apakah ini juga termasuk candaan? Atau Elang benar-benar menyukai dirinya?
Senyum tipis terbit di bibir Caramel, perempuan itu merapihkan anak rambutnya, "Jadi, ketua geng Graciouz sudah jatuh hati kepada perempuan yang mengusik dirinya di hari pertama sekolah?" intonasi Caramel terdengar lembut.
"Tapi sayangnya, cinta lo bertepuk sebelah tangan. Karena gue gak suka sama lo!" balas Caramel. Kali ini Caramel berteriak.
Elang tertawa terbahak. Caramel benar-benar perempuan yang sangat berbeda dengan perempuan yang ia temui. Ketika perempuan lainnya berlomba merebut perhatian dan cintanya justru Caramel menolak keras saat Elang meminta Caramel untuk menjadi pacarnya.
"Gue bisa buat lo suka sama gue." kata Elang, penuh percaya diri.
Caramel mengangkat sebelah alisnya, "Oh ya? Wah, sangat percaya diri sekali." Puji Caramel, "Tapi sampai kapanpun, gue gak bakal jatuh hati ataupun tertarik sama lo." lanjut Caramel.
Elang mendekatkan wajahnya membuat kepala Caramel refleks mundur, "Tapi gue suka sama lo dan gue bakal perjuangin apa yang gue suka."
Caramel mendorong kepala Elang dengan jari telunjuknya, "Kalau begitu, gue tantang lo-" ucapan Caramel menggantung membuat Elang tak sabar mendengarnya.
"Buat gue jatuh cinta, dan lo akan menang." lanjut Caramel
Caramel berdiri dan melangkah pergi dari rooftoop setelah itu dan meninggalkan Elang yang tengah tersenyum salah tingkah.
"Lo menantang orang yang salah, Caramel."
***
Elang tiba di rumah pukul satu pagi. Setelah mengantarkan pulang Caramel ia kembali lagi ke markas dan berkumpul bersama anak-anak. Mengobrolkan hal yang penting. Seperti Raymond yang sudah keluar dari rumah sakit. Mereka menerka-nerka apa yang akan di lakukan Raymond selanjutnya. Karena mereka sudah hafal, Raymond tidak akan menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia inginkan.
Elang melihat Mamanya yang ketiduran di sofa dengan tivi yang menyala. Elang tersenyum melihat itu sekaligus tak tega.
Elang menepuk bahu Dena dengan pelan, "Ma bangun..."
Dena menggeliat, "Baru pulang, Lang?"
Elang mengangguk lalu ikut duduk di samping Dena, "Iya, tadi Elang ada urusan penting."
"Mama kenapa gak tidur di kamar aja?"
"Mama gak bisa tidur karena kamu, Leon dan Papa juga belum pulang. Mama menonton televisi dan ternyata ketiduran." ujar Dena dengan mengusap wajahnya agar kembali segar.
"Elang buatkan susu ya, Ma." Elang hendak berdiri namun tangan Dena menahannya, "Biar Mama saja, kamu tunggu sini."
Elang hendak menolak tetapi Dena sudah melangkah pergi ke dapur. Elang jadi terdiam memikirkan Mamanya yang seperti tinggal sendiri karena Elang, Kakaknya dan Papanya terlalu sibuk dengan urusan masing-masing.
Saat memikirkan itu, tiba-tiba wajah Caramel mampir di pikirannya. Membuat Elang tersenyum salah tingkah.
"Rupanya anak Mama sedang jatuh cinta, ya?" Dena menangkap wajah anaknya yang sedang tersenyum dengan wajah berbinar seolah ia paham bahwa Elang sedang jatuh cinta.
"Keliatan banget ya, Ma?"
Dena tertawa, "Benar rupanya."
Elang terkekeh kecil, "Waktu muda, apa yang di lakukan Papa untuk menaklukkan hati Mama?" Elang bertanya membuat Dena mengendurkan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Teen FictionElang Denagra Grisham, ketua dari sebuah geng yang bernama Graciouz. Elang memiliki semua hal yang disukai wanita; wajah tampan, populer, berasal dari keluarga terpandang dan jago berkelahi. Sayangnya, sikap Elang tidak terlalu welcome kepada wanita...