Sejauh ini tokoh siapa yang kamu suka? yuk spam!
Vote dulu elah sebelum baca ntar kelupaan! Disuruh vote doang aja lho ga di suruh push-up, eh apaansih?
***
Guru tidak masuk saat pelajaran terakhir membuat kelas XII ini menikmati jam kosong. Apalagi jika guru tidak masuk dan tidak juga meninggalkan tugas, beh! Maka nikmat Allah mana lagi yang kau dustakan?
Seperti saat ini, Dewa menaikan kedua kakinya di atas meja dengan tangan yang sedang memainkan game online di ponselnya itu. Gama—yang memang senang sekali membawa gitar ke sekolah pun memetiknya yang menghasilkan irama yang sedap di dengar oleh telinga.
Juna sedang menerawang menatap atap yang berwarna putih, "Gue sedikit heran sama adik kelas baru itu." yang di maksud Juna itu adalah Caramel.
Dewa yang sedang fokus dengan game nya itu ikut tertarik dengan ucapan Juna hingga ia mem- pause lalu menyahut ucapan Juna.
"Siapa sih nama tuh cewek? Clara? Amel? Permen atau siapa sih?" tanya Samudra yang susah sekali menghafal nama orang yang baru ia tahu.
"Caramel Sam." balas Juna.
"Gue juga sama herannya Jun, itu cewek pertama yang berani berurusan sama kita. Untung cantik!"
"Gitu ya goodlooking penilaian pertama yang di lihat, bukannya attitude itu lebih penting?" ujar Gama nimbrung.
"Gue setuju sama Dewa, soalnya gue gak munafik. Pertama yang gue lihat itu fisik baru attitude." sambar Samudra. Bukankah sudah umum jika fisik yang jauh lebih di pandang terlebih dulu baru attitude?
Walaupun masih ada yang berfikiran tidak apa, tidak cantik asalkan dia baik hati. Yang di maksud tidak cantik ini adalah wajah mulus, tidak berjerawat, putih dan bersih. Bukankah begitu?
"Kalian ngomongin apaansih? Adik kelas baru itu?" tanya Elang yang sedari tadi menyimak obrolan mereka.
Dewa mengangguk, "Gue akuin tuh cewek emang cantik, bahkan dia keliatan paling mencolok antara siswi Cakrawala."
"Setuju, bodynya gila mantep! Apalagi kulitnya putih bersih, kalau aja tuh cewe gak cari gara-gara bisalah gue jadiin pacar!" saut Samudra kelewat semangat.
"Menurut gue, itu cewe keliatan beda." ujar Elang membuat atensi mereka teralih sepenuhnya kepada Elang.
"Beda gimana?"
"Gue enggak nemuin rasa takut di matanya saat gue memberikan tatapan intimidasi, apa nyali cewek segede itu?"
Gama mengangguk, "Dia sering bilang kalau dia gak takut sama bahaya,"
"Apa artinya, dia gak takut sama kita?" tanya Dewa.
"Bisa jadi." ujar Juna menimpali.
"Hah? Cewek lho itu cewek! Masa iya sih?" Dewa jadi bingung sendiri kenapa bisa cewek gak takut sama mereka.
Juna menaikkan pundaknya tanda ia juga bingung dengan perempuan itu.
Elang masih diam hingga getaran ponsel di saku celananya membuat ia segera merogoh dan mengambil ponsel itu. Ada satu notip pesan yang ada di aplikasi line. Elang membuka aplikasi itu dan nama Raymond ada di urutan paling atas.
Raymond
Cuaca hari ini sepertinya cerah, bagaimana jika anak Atlas dan Graciouz war? Sepertinya sangat menyenangkan.Shit! Elang mengumpat setelah membaca pesan membuat mereka bertanya-tanya isi pesan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Ficção AdolescenteElang Denagra Grisham, ketua dari sebuah geng yang bernama Graciouz. Elang memiliki semua hal yang disukai wanita; wajah tampan, populer, berasal dari keluarga terpandang dan jago berkelahi. Sayangnya, sikap Elang tidak terlalu welcome kepada wanita...