14. DUGAAN GHIA BENAR?

5.2K 539 167
                                        

Mungkin pembaca aku ada yang jago bahasa Inggris? Kalau ada koreksi beberapa kata bahasa Inggris di cerita ini ya. Takut ada yang salah, karena aku juga masih belajar.

Foto di mulmed: Gama Gio Alvaro

***

"KARPET MERAH GELAR WOII!!! KARPET MERAH!!!"

Dewa berteriak heboh membuat warung bude terdengar berisik. Cowok berambut keriting itu kesana kemari seolah panik jika karpet merah tidak di gelar dengan segera. Karena ia melihat dari jauh mobil Alphard berwarna hitam tengah mendekati warung bude.

"Ngapain sih monyet satu ini." Komentar Samudra saat baru keluar dari dalam mengambil sepiring pecel.

"Ratu sekolah dateng Sam, harus gelar karpet merah, LO MAU DI TENDANG DARI SEKOLAH INI?!"

Di akhir ucapannya, Dewa meninggikan suaranya seolah mengikuti ucapan Sellyana si Ratu Sekolah.

Samudra langsung menyatukan kedua telapak tangannya, "Ampun suhu."

"Mau apa cewek itu kesini?" tanya Juna.

"Samperin Elang lah apalagi." balas Dewa.

"Capek gue ngeladenin tuh cewek, maunya apa kali, perasaan udah gue cuekin masih aja tahan!" Elang mendengus. Cowok dengan rokok di tangannya itu menggeleng heran. Anak pemilik sekolah seperti Selly tak henti-hentinya mendekati dirinya. Padahal Elang sudah menolak secara terang-terangan.

"Kekuasaan. Tuh cewek gila kekuasaan." ujar Gama. Cowok dengan wajah dingin itu sangat paham pola fikir cewek macam Selly.

Kedatangan Sellyana bersama antek-anteknya membuat heboh warung bude. Siapa yang tak kenal dengan Selly? Selain anak dari pemilik sekolah ia juga diiberi julukan primadona SMA Cakrawala. Dengan tubuh tinggi bak model dan juga memiliki tubuh putih dan bersih yang membuat ia di gandrungi oleh kaum adam. Rambut hitam sepunggung itu memberikan kesan manis pada dirinya, apalagi ditambah dengan hidung mancung, bibir tipis dan juga wajah yang tirus. Jadi tidak heran jika ia diberikan julukan itu.

"WUUUIH!!! ADA GERANGAN APA RATU SEKOLAH KEMARI??!!!"

Dewa bersiul menggoda. Kedua alisnya ia naik turunkan membuat Selly menatap Dewa sinis.

"Yang pasti bukan nyari lo!"

Balasan sinis dari Selly membuat satu warung bude tertawa. Menertawakan Dewa yang pastinya.

"Mundur Wa', beda kasta lo sama ratu sekolah." Ucap Gama sambil melirik sinis ke arah Selly.

"Untung lo ingetin Gam, Dewa emang gak sadar diri orangnya." Samudra yang sedang menyendokan pecel ke mulutnya itu bersuara.

"Serem oi! mainannya kasta." ujar Juna. "Bapak gue yang cuma jadi supir bisa apa atuh."

"Maksud lo supir pesawat? Kalau mau merendah jangan gitu lah Jun, sensi gue dengernya." ucap Dewa.

"Belum cukup lah Wa, bapak gue belum punya sekolah buat gue banggain."

Selly memejamkan mata menahan amarah. Sudah pasti ucapan Juna tengah menyindirnya. Jika bukan untuk Elang, Selly sangat tidak sudi datang kesini.

"Gue kesini bukan buat dengerin ocehan kalian! and stop call me, RATU SEKOLAH!"

Elang menaikan alisnya, "Bukannya lo malah happy?" Elang sedari tadi menyimak kini bersuara.

Selly langsung mencari keberadaan suara itu. Ia mendapati Elang sedang bersandar di kursi, pantas saja Selly tidak melihat sebab terhalang oleh penyanggah warung.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang