VOTE!
COMMENT!
SHARE!
FOLLOW!
"Persahabatan bukan hanya perkumpulan beberapa orang saja, tetapi juga perkumpulan beberapa karakter dan sifat yang berbeda-beda"
—Auhtor cantik, Pinky Alviannisa<3
.
.
.Sebelumnya.....
"Mungkin Papi bakal pulang ke Indonesia dalam waktu dekat ini."
Mendengar itu membuat Caramel yang sedang berbaring jadi merubah posisinya menjadi duduk. Berseru senang.
"Papi serius?"
"Iyaa dong! Papi juga kangen sama kamu."
"CARAMEL LEBIH KANGEN PAPI!!!" teriak Caramel tak mau kalah. Di sebrang sana terdengar suara kekehan kecil.
"Hemm Pi." panggil Caramel.
"Why?"
"Sekolah Caramel Papi beli, gih."
"WHAT?!"
Caramel menjauhkan ponselnya dari telinga saat mendengar Papinya berteriak terkejut.
"Iya Pi, heem Papi bisa gak?" Caramel tampak ragu.
"Papi mau dengerin alasannya dulu."
Caramel mengigit bibir bawahnya. Ia bimbang, apakah harus memberitahu Papinya atau tidak tentang Vanilla. Caramel tak mau Papinya khawatir di sana, tapi di lain sisi Vanilla itu juga anak Papi, tanggung jawab Papi. Caramel seperti orang jahat jika menyembunyikan kebenaran ini.
"Caramel..."
"Caramel udah tau sedikit tentang Vanilla, Pi." Caramel menghembuskan nafasnya, "Tapi sepertinya Caramel terlambat,"
"Terlambat?"
"Iya. Dia ternyata gak ada di SMA Cakrawala, alesan ya gak jelas ntah dia keluar atau pindah." Caramel mengetuk-ngetuk meja dengan jari telunjuknya. Menunggu respon Papi.
"Seharusnya ini bukan tanggung jawab kamu, tapi Papi. Papi merasa gagal sebagai sosok ayah."
Caramel mendengar suara hembusan nafas dari sebrang sana.
"Papi jangan bicara begitu, Papi itu panutan buat Caramel, Papi pahlawan Caramel, dan Papi udah jadi ayah terbaik buat Caramel."
Dari jarak jauh mereka saling menguatkan seolah jarak sama sekali bukan penghalang bagi mereka untuk saling memberi support. Support sistem terbaik memang dari keluarga.
"Lalu, apa ada kaitannya dengan sekolah kamu?"
"Itu letak masalahnya, anak pemilik sekolah selalu nindas Vanilla Pi. Selama satu tahun Vanilla di bully sama anak pemilik sekolah sampai Vanilla gak punya temen, dia sendirian. Bahkan satu sekolah sama sekali gak mandang Vanilla. Waktu dengar itu hati Caramel sakit, seolah bisa merasakan apa yang di rasakan oleh Vanilla—"
"Kamu mau balas dendam?"
"Peringatan Pi. Caramel mau kasih peringatan bahwa yang dia lakukan orang itu terhadap Vanilla itu salah. Dan Caramel mau dia merasakan apa yang Vanilla rasakan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Ficção AdolescenteElang Denagra Grisham, ketua dari sebuah geng yang bernama Graciouz. Elang memiliki semua hal yang disukai wanita; wajah tampan, populer, berasal dari keluarga terpandang dan jago berkelahi. Sayangnya, sikap Elang tidak terlalu welcome kepada wanita...