04. CORETAN

6.5K 618 141
                                    

Empat perempuan cantik ini sudah merasa kenyang karena sudah mengisi perut mereka dengan makanan lezat di kantin. Karena bel sudah berbunyi membuat mereka bergegas masuk ke dalam kelas.

"Habis ini pelajaran apa ya?" tanya Juni yang sering lupa sekali dengan jadwal mata pelajaran.

"Bahasa Inggris Jun, lo masih muda tapi pelupa." cibir Primily yang di balas cengiran oleh Juni.

"Oh iya Mel, lo mau beberapa materi rangkuman mata pelajaran gak? Kalo mau nanti gue kasih?" tawar Freya. Di antara mereka berempat hanya Freya lah yang paling rajin menulis atau merangkum.

"Mau aja Mel, gak usah ragu sama rangkuman Freya dia pinter nyari materi yang penting gak kaya Juni di suruh merangkum malah di tulis semua." ujar Primily, bercanda.

"Gue kan rajin, jelas lah!" balas Juni.

"Itu mah bukan rajin tapi bego!" sembur Primily di sambung kekehan.

Juni tidak merasa tersinggung ia malah tertawa. Karena emang dasarnya yang di katakan Primily itu benar, ia bingung jika di suruh merangkum alhasil ia menulis semua atau tidak meminjam buku Freya.

"Boleh deh, tapi gak merepotkan kan?"

Freya menggeleng, "Enggak sama sekali kok Mel."

Caramel tersenyum, "Oke makasih Fre."

"Mulai sekarang itu kita temen Mel, gak usah merasa sungkan sama kita ya." ujar Juni mengingatkan.

"Kalau ada apa-apa lo tanya aja ke kita, nanti kita jawab." sambung Primily.

Caramel mengangguk, "Thank you guys!"

"Oh jadi ini!"

Langkah mereka berempat berhenti karena di hadang oleh tiga perempuan yang Caramel sendiri tidak tahu. Satu di antaranya berambut lurus dan juga...

"Aku mohon berhenti..."

"Emang segampang itu? Lo harus dapet yang lebih, HAHAHAHA"

"Habisin aja Sel, jangan kasih ampun!"

Caramel memejamkan matanya saat selintas mimpi itu datang di kepalanya. Nafas Caramel terengah membuat mereka yang ada di sekitar Caramel jadi panik.

"Caramel lo kenapa?" tanya Juni.

Mata Caramel terbuka lebar. Caramel merasa pernah melihat sosok tiga perempuan yang ada di hadapannya ini. Tapi dimana? dan kapan?

"Heh! Lo selain suka cari perhatian, lo juga jago akting ya!" perempuan berambut lurus sepunggung itu mendorong bahu Caramel.

Karena tak seimbang, tubuh Caramel hampir jatuh jika saja tidak di tahan oleh tangan Primily dan juga Freya.

"Kenapa ya kak?" tanya Juni maju.

"Gue gak ada urusan sama lo, gue ada urusan sama cewek ini!" tunjuknya pada Caramel.

Caramel mendongakan kepalanya, menatap tajam ke arah cewek yang mendorongnya tadi. Caramel menegapkan tubuhnya. Ntah kenapa rasa benci muncul di benak Caramel saat melihat perempuan ini.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang