21. BERTETANGGA

5K 517 100
                                    

Koreksi jika ada typo oke???!!!

"Bisa ku sebut takdir ini lucu? Karena kemana pun aku pergi, aku selalu melihat kamu."

.
.
.

"Jadi, Kak Elang takut cicak?"

"AMAZINGG!! bisa deh buat bahan ledekan." ujar Dewa tertawa.

"Mending diem, kalau masih mau bernafas." ujar Gama memberi saran.

"Lucu banget, Kak Elang takut cicak." ujar Freya masih menatap layar laptop yang ada di hadapannya ini.

"Gitu di bilang lucu? Lucuan gue kemana-mana." balas Dewa sambil mengibaskan rambutnya ke belakang.

Samudra menepuk bahu Dewa pelan, "Narsis lo, najis!"

"Kepedean tingkat Dewa." bisik Primily pelan pada Juni yang ada di sampingnya.

"Bilang apa lo barusan?!" tanya Dewa yang seperti mendengar sesuatu.

Primily gelagapan, "Oh, tadi gue... bilang Kak Dewa ganteng." Primily menyengir.

"Oh! Gue emang ganteng, sih."

"Tapi bohong." sambung Primily sambil mengangkat dua jari ke atas.

"HAHAHAHAHA MAMPUSS TUH, TAPI BOHONG!!!" disampingnya, Samudra tertawa terbahak-bahak.

Merasa tak terima Dewa mendekatkan wajahnya ke wajah Primily membuat Primily berhenti tertawa dan langsung melebarkan matanya tatkala melihat wajah Dewa begitu dekat dengan wajahnya.

"Udah keliatan?"

"Heem?"

Dewa menaikan kedua alisnya, "Kegantengan gue, udah keliatan?"

Samudra menarik seragam Dewa agar kembali ke posisi awal, "Temen gebetan gue nih, jangan lo modusin."

"Maaf kak bercanda, hehehe." Primily menyengir saat wajah Dewa sudah menjauh darinya.

Mereka bersekongkol untuk menguncikan Caramel dan Elang di gudang berdua. Ya, itu rencana mereka. Sebenernya itu murni ide Samudra dan Dewa. Dewa ingin Elang mempunyai pasangan yang setara dengan dirinya. Dan ia lihat, Caramel adalah perempuan yang sangat pas bersanding dengan dirinya. Eh, maksudnya bersanding dengan Elang.

Mereka juga memasang camera di gudang untuk melihat apa yang Elang dan Caramel lakukan di gudang. Dan sedang menonton dari dalam kelas. Beberapa gadis itu

"Wah, Elang modus anjirr!" umpat Dewa saat melihat mereka yang seperti berpelukan.

"Itu Elang lagi nolongin Caramel, kalau aja gak di tahan tubuh Caramel kepentok kursi." ujar Gama memberi paham, agar adik kelasnya—yang juga teman dari Caramel tak salah paham.

"Keliatan cocok banget." puji Juni dengan spontan. Bahkan ia sedari tadi mencuri pandang ke arah Juna. Ia mendesah pelan dan sedikit lega karena alasan Juna tak menerima pemberiannya karena cowok itu alergi dengan coklat. Dia meruntuki kebodohannya karena tak tahu apapun tentang cowok itu.

"Rencana gue emang best si." puji Dewa, untuk dirinya sendiri.

"Siap-siap mental kalau Elang sampe tahu ini ulah kita." ujar Juna sambil menyandarkan punggungnya ke dinding.

"Gue udah main cantik, gak bakal ketahuan lah." balas Dewa.

"Aku juga takut Caramel marah kalau tahu ini ulah temennya sendiri." kata Ghia, sedikit cemas.

Melihat itu membuat Samudra refleks merangkul pundak Ghia, "Tenang baby, ini gak bakal ketahuan kalau kita bersikap biasa aja."

Juni refleks melebarkan matanya, menatap iri ke arah Ghia.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang