15. SAUDARI KEMBAR

5.1K 516 109
                                    

Geng Graciouz absen dulu yawww!!!

***

"Berhenti sebut Caramel sebagai Vanilla, Ghi!"

Juni memijat pelipisnya. Ghia mempunyai spekulasi yang membuat Juni, Freya dan Primily bingung. Mereka jelas orang berbeda dan tak sama.

"Spekulasi lo gak beralasan, Ghi." ujar Freya. Cewek penyuka cowok Korea itu juga ikut menentang jika Caramel dan Vanilla orang yang sama.

"Prim, lo percaya sama gue kan?" tanya Ghia.

Primily menggeleng," Maaf Ghi, tapi mereka orang yang beda."

"Kenapa gak ada yang percaya sih?!" ujar Ghia hampir frustasi.

"Ya karena itu mustahil, sifat mereka juga bertolak belakang." ucap Juni.

"Kalau ternyata Vanilla selama gak masuk sekolah berlatih menjadi pribadi yang beda gimana?" Ghia terus mengeluarkan spekulasi yang membuat Juni muak.

"Konyol! Itu pasti gak mungkin. Buat apa si cupu lakuin itu."

"Menurut lo siapa yang tahan di bully satu sekolah selama satu tahun?!"

"Satu sekolah? Yang bully itu Selly bukan semua murid." balas Juni.

"Emang. Tapi satu sekolah dukung."

"Termasuk lo?" Mata Ghia langsung menatap manik mata Juni. "Berhenti jadi orang naif Ghi, gue tau lo merasa punya hutang budi, kan?" kata Juni seolah bisa membaca fikiran Ghia.

Vanilla VP. Ghia tidak tau singkatan dari nama lengkap Vanilla itu siapa. Yang ia tau, Vanilla dengan rambut yang di kepang dua dengan kacamata bulat yang terus menemani hari-hari Vanilla.

Perempuan dengan mata sendu dan senyuman tipis yang selalu ia perlihatkan kepada orang lain. Tidak tau kenapa, satu sekolah membenci Vanilla. Bahkan sebelum—Ghia di tolong Vanilla— ia juga ikut membenci perempuan itu.

Bercerita tentang Vanilla sedikit. Perempuan itu masuk ke SMA Cakrawala  jalur beasiswa. Vanilla bukan dari golongan kasta atas. Ia hanya orang biasa yang beruntung masuk ke SMA ini. Betapa gembiranya Vanilla saat bisa masuk SMA Cakrawala. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Berpenampilan berbeda dari yang lainnya membuat ia jadi bahan pembullyan.

Tau Sellyana Lorenz anak pemilik sekolah?

Yah, perempuan itu yang selama ini membully Vanilla. Selly sering kali mempermalukan Vanilla di depan banyak orang. Dan tak segan juga membully di hadapan banyak orang. Tidak ada yang menentang perlakuan itu, justru mereka malah menikmati dan menjadi penonton yang baik.

Kecuali satu, Geng Graciouz. Selly selalu waspada, ia akan membully jika tidak ada Elang beserta teman-temannya. Tentu saja agar namanya tetap bersih di mata anak Graciouz.

Kembali lagi pada ingatan Ghia. Pada sore hari Ghia pulang ekstrakulikuler. Sekolah sudah sepi dan hari semakin gelap. Saat itu Ghia sedang berjalan menuju gerbang untuk menunggu jemputan. Karena tidak terlalu fokus dengan jalan, Ghia kesandung batu yang lumayan besar membuat mata kaki Ghia tergores dan mengeluarkan darah.

"Awww sakit!" Ghia meringis.

Bahkan air mata mengenang di pelupuk mata Ghia. Ghia menatap sekitar karena ingin meminta bantuan tetapi tidak ada orang yang bisa yang mintai tolong.

"Haduh sakit!!!"

"Astaga kamu kenapa?"

Kepala Ghia menoleh kebelakang. Ada Vanilla disana. Ghia menatap lekat penampilan Vanilla. Ghia sangat prihatin, rambut Vanilla yang berantakan serta seragam yang kotor dan juga wajahnya. Melihat itu sudah bisa membuat Ghia paham kalau Vanilla baru saja jadi sasaran pembullyan Selly.

ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang