Jadi kebiasaan murid SMA Cakrawala jika selepas dari kantin mereka tidak akan langsung ke kelas. Mereka akan mencari tempat duduk dan berteduh di pinggir lapangan. Ada juga yang berdiri di depan kelas sambil memandang ke bawah lapangan. Karena saat jam seperti itu ada beberapa anak cowok yang mengambil alih lapangan untuk bermain basket ataupun sepakbola.
Untuk hari ini, Elang dan anak Graciouz lainnya mengambil alih lapangan. Idol sekolah jika sudah berada di lapangan emang suka meresahkan. Seragam Elang yang sudah keluar dari celana, kancing seragam Juna yang di lepas dan hanya menyisakan kaos hitam, Samudra dan Dewa yang memang melepas seragam dan hanya mengenakan kaos berwarna putih, dan cuma Gama yang seragamnya terlihat masih rapih.
Itu semua emang pemandangan yang paling indah menurut siswi Cakrawala. Melihat mereka bermain basket dengan peluh yang menetes membasahi dahi hingga ke kerongkongan.
"Itu keringat ngode banget deh buat di lap'in." ujar Juni yang gregetan melihat keringat Juna yang menetes lumayan banyak.
"Lap'in sana Jun, jangan sampe gue lari terus bersihin tuh keringet." seru Freya menggoda Juni, "Coba aja kalo berani." ancam Juni.
Mereka berlima juga ikut duduk di tepi lapangan. Lebih tepatnya terpaksa duduk bagi Caramel. Cewek itu di paksa oleh Juni dan Freya hingga membuatnya tak enak hati dan ikut duduk.
Juna merebut bola dari tangan Elang sambil berbisik, "Adik kelas kemarin ada di pinggir lapangan tuh."
Elang melirik ke pinggir lapangan dan benar saja ada Caramel sedang duduk bersama keempat temannya. Elang memberikan tatapan tak suka pada Caramel agar membuat gadis itu kesal. Menurut Elang wajah saat kesal sangat cocok untuk Caramel.
Primily menyenggol lengan Caramel yang tampak tak bersemangat, "Mel, Elang ngelirik lo tuh."
Caramel yang sedang menopang dagunya menggunakan tangan itu mengangkat kepalanya dengan malas. Dilihat, disana Elang memang sedang menatap kearahnya. Gak salah juga sih melirik tapi ini melirik dengan tatapan seolah mengibarkan bendera permusuhan.
Tapi tunggu, bukankah punggung cowok itu sedang terluka lalu bagaimana bisa sekarang ia bermain basket.
"Wah kayanya emang Elang udah nandain muka lo Mel." ujar Primily.
"I don't care, gue juga udah nandain muka dia sebagai musuh gue." kata Caramel tampak tak acuh.
"Bisa-bisanya idola sekolah lo anggep musuh." Ghia menggeleng keheranan.
"Mau aneh tapi ini Caramel," ujar Primily seolah mewajarkan.
Caramel mengangkat bahunya, "Betah banget kalian duduk di sini, gue ke toilet dulu deh." Caramel berdiri dari duduknya.
Mereka berempat serempak menoleh, "Gak mau di temenin Mel?" tanya Primily, "Bisa sendiri kok Prim," Primily mengangguk mengiyakan.
"YA AMPUUNN!!!" tidak lama Caramel pergi, kini mereka dihebohkan oleh teriakan Freya. Bahkan gadis itu berdiri membuat mereka dan sekitar merasa aneh dan juga terkejut.
"Fre lo kenapa sih?!" tanya Juni.
Bukannya menjawab Freya malah menutup mulutnya dengan telapak tangan dan matanya menatap ponsel seolah ada hal takjub dari isi ponsel tersebut.
Ghia menatap sekeliling yang kini menatap mereka, "Astaga Freya, lo diliatin tuh."
"Ini pasti biasnya post foto baru nih di Instagram." saut Primily seolah hafal kebiasaan heboh Freya.
"Seratus buat lo Prim." Ghia dan Juni menepuk kening seolah heran dengan sikap aneh temannya yang satu ini.
"GANTENG BANGET BIASS GUEEE!!!" teriak Freya keras. Tidak peduli dengan sekitar yang menatap dirinya aneh. Dia hanya mengepresikan kebahagiaannya setelah melihat foto terbaru dari biasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Elang
Roman pour AdolescentsElang Denagra Grisham, ketua dari sebuah geng yang bernama Graciouz. Elang memiliki semua hal yang disukai wanita; wajah tampan, populer, berasal dari keluarga terpandang dan jago berkelahi. Sayangnya, sikap Elang tidak terlalu welcome kepada wanita...