Angkasa 10 | Di Mata Orang Lain

603 135 2
                                    

"Tapi lo jangan tersinggung ya, Put," ucap Shania mewanti-wanti sebelum memberikan jawaban pada Putri atas pertanyaan,   

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi lo jangan tersinggung ya, Put," ucap Shania mewanti-wanti sebelum memberikan jawaban pada Putri atas pertanyaan,
 
 

'menurut Shania, Angkasa itu orangnya kayak gimana?'
 
 

"Ya enggak lah, Shan. Kan Putri yang nanya."

"Oke," ucap Shania bersiap-siap. "Dia itu galak, judes, sombong!"
 
 

Shania berbicara dengan nada bersemangat, seperti sudah menunggu-nunggu waktu untuk mengatakan itu semua.
 
 

"Gue pernah lihat dia marah-marah sama temennya. Asli, Put. Dia galak banget. Terus ya soal judes, plis kemaren pas kita nggak sengaja ketemu di Janji Jiwa, yang pas gue batuk itu. Buset dah, dia ngelihatin guenya kayak yang mau keluar aja itu matanya, Put! Kayak ada dendam kesumat sama gue."

"Shania lebay!" respon Putri.
 
 

Padahal jelas-jelas Angkasa hanya menoleh dan mengerutkan kening ketika melihat Shania yang terbatuk-batuk.
 
 

"Yee malah ngatain gue lebay."

"Terus soal sombong, kok bisa Shania bilang dia sombong?" tanya Putri penasaran.

"Pembawaannya sih, Put. Kak Pian tuh zodiaknya Capricorn bukan sih? Kalau iya, ya pantes aja. Dan kesombongan yang gue lihat tuh hmmm apa ya... kayak yang dia tahu dia tuh ganteng, cakep. Makanya sombong!"

"Eh?"

"Kenapa, Put? Bener kan?"

Putri menganggukkan kepalanya kali ini. Menyetujui perkataan Shania. "Waktu Putri nembak Angkasa, Angkasa tuh ngiranya Putri suka sama Angkasa cuma karena wajahnya doang."

"Idih???? Sok cakep juga ya cowok lo, Put?"

"Emang cakep sih, Shan."

"Jiah dibela!"

"Tapi kan Putri suka sama Angkasa bukan karena wajah Angkasa."

"Eh iya, lo belum cerita deh sama gue Put. Lo tuh bisa suka sama Angkasa gimana ceritanya? Kok tahu-tahu udah nembak aja?"

"Shania inget nggak yang Putri telat masuk kelas Pak Bayu gara-gara kehujanan?"

"Yang di pertemuan ke 13 itu?"

"Iya yang itu."

"Inget-inget!"

"Nah..."
 
 

Dengan penuh semangat Putri langsung menceritakan kejadian yang terjadi saat itu. Dimana Angkasa yang pertama kali Putri lihat bukanlah Angkasa dengan karakter yang digambarkan oleh Shania.

Sebaliknya, Angkasa yang Putri lihat justru ramah dan baik. Bahkan Angkasa menolong Putri yang hampir terjatuh. Padahal keduanya tidak saling mengenal saat itu.

Beruntung Putri sempat melihat stiker Fakultas Teknik yang ada di motor Angkasa. Dari situ, Putri mulai mencari tahu soal Angkasa diam-diam.

Tak banyak yang Putri cari tahu. Ia hanya mencari informasi mengenai nama, jurusan dimana Angkasa berada, dan siapa teman dekat Angkasa. Selebihnya Putri hanya mengamati Angkasa dari jauh.

Putri sudah memberi batasan pada dirinya sendiri agar tidak mencari tahu terlalu dalam. Selain karena ia bukan penguntit, Putri juga mau melakukan antisipasi terhadap perasaannya.

Sampai akhirnya sebulan kemudian Putri meyakinkan diri untuk menyatakan perasaan dan meminta Angkasa untuk menjadi pacarnya.

Bermodalkan kenekatan, Putri memberanikan dirinya hari itu. Well, Putri sudah bersiap kalau-kalau Angkasa menolaknya. Putri sudah bersiap-siap untuk merasakan pahitnya ketika hati patah. Rencananya, Putri akan mundur bila memang Angkasa tak memberi kesempatan. Beruntung, hari itu realita yang terjadi melebihi ekspektasinya.
 
 

"Berarti lo tahu soal cewek yang deket sama Kak Pian sebelum dia jadian sama lo?" tanya Shania kemudian.
 
 

Shania itu bukan admin dari akun lambe turah kampusnya, apalagi biang gosip. Ia hanya terlalu aktif ke sana ke mari bersosialisasi dengan banyak mahasiswa dan mahasiswi dari jurusan lain sehingga banyak informasi yang dia dapatkan tanpa ia minta. Salah satunya informasi tentang siapa mahasiswa atau mahasiswi yang paling populer di setiap jurusan dan bagaimana kehidupan sosialnya.
 
 

"Enggak," jawab Putri cepat. "Putri nggak cari tahu sejauh itu."
 
 

Menurut Putri, itu bukanlah hal yang penting. Karena yang menjadi fokusnya ketika mencari tahu soal Angkasa ya Angkasa itu sendiri.
 
 

"Mau gue kasih tahu nggak, Put?" tawar Shania.

"Boleh!" jawab Putri lagi.
 
 

Putri memang malas mencari tahu, tapi bila ditawari seperti ini ya dia tidak akan menolak. Lagipula Putri merasa kalau dirinya membutuhkan informasi tersebut. Ia ingin tahu perempuan seperti apa yang Angkasa suka. Siapa tahu Putri bisa mencari celah dan membuat Angkasa menyukainya lebih cepat.

Ya, sekali lagi ini karena perkara Angkasa.
 
 

"Kak Bina. Kenal nggak?"
 
 

Kening Putri berkerut. Bina. Nama yang tak asing di telinga.
 
 

"Bina?"

"Iya, temen sejurusan Kak Pian. Mereka tuh tadinya pedekate, Put. Cuma nggak tahu karena masalah apa, tahu-tahu Kak Binanya malah jadian sama-"

"Mahatma."

"Iya sama Kak Maha- loh? Lo tahu?" tanya Shania kaget.

Putri menganggukan kepalanya.
 
 

'Jadi yang semalem itu mereka'. Batin Putri tanpa bisa didengar oleh Shania.
 
 

"Pantesan..."

"Pantesan apa, Put?" tanya Shania bingung.

Putri tersenyum, kemudian menggelengkan kepalanya.
 
 

'Pantesan Angkasa semalem jadi kesel begitu.'

Rahasia Angkasa; kim taehyung ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang