Angkasa bingung ketika ada satu wanita tak dikenalnya meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Di tengah kebingungannya ia memutuskan untuk menerima wanita tersebut, ingin melihat seberapa jauh wanita itu bisa menghadapi sifatnya yang kata kebanyakan...
"Sebentar, Sa," sahut Putri yang tengah repot membenarkan posisi ponselnya dengan cara menyandarkannya pada tumpukan buku yang ada di atas meja belajarnya.
Seperti halnya yang dilakukan Angkasa. Bedanya, Angkasa menyandarkan ponselnya pada speaker bluetooth dan bukan buku.
"Udah?" tanya Angkasa begitu ia lihat gambar Putri mulai stabil.
"Udah, Sa. Hehehe."
"Lo lagi ngapain? Gua nggak ganggu, 'kan?" tanya Angkasa sekali lagi.
"Enggak kok. Putri lagi nunggu ngantuk aja."
Putri tak berbohong. Memang tak ada kegiatan lain yang ia lakukan sebelum Angkasa mengiriminya pesan dan menanyakan apakah Angkasa boleh menelponnya sekarang atau tidak. Tak ada tugas yang harus Putri kerjakan karena Putri selalu menyelesaikan tugas di hari dimana tugas itu diberikan. Ia juga sudah makan malam dan melakuan ritual malamnya memakai skincare seperti remaja kebanyakan. Dan satu-satunya hal yang tengah ia lakukan memang menunggu matanya untuk merasakan kantuk supaya bisa menutup.
"Maklumin ya, Put, kalau misal gua suka telpon lo malem-malem begini."
Ya malam. Karena ini sudah hampir jam sebelas malam.
"Iya, Sa."
"Sebetulnya salah satu alesan gua baru minta nomor lo sekarang ya karena ini. Karena gua pasti bakal terus ngerecokin lo tiap malem dengan sambungan videocall begini."
"Ngerecokin Putri?"
Angkasa menganggukkan kepala.
"Putri nggak ngerasa direcokin sama Angkasa. Putri juga tiap malem suka telponan kok sama Shania. Tapi sekarang Shania lagi deket sama orang lain, makanya Putri udah jarang telponan sama Shania malem-malem."
"Oh bagus deh," jawab Angkasa yang kini mulai memangku ujung dagunya.
"Ngomong-ngomong, Sa." Kali ini Putri yang mencoba untuk melanjutkan obrolan.
"Hn?" Angkasa menaikan sebelah alisnya.
"Angkasa berarti tiap malem selalu telponan sama orang ya?" tanya Putri mencoba mengambil kesimpulan dari perkataan Angkasa.
Angkasa menganggukan kepalanya. "Nggak ke sembarang orang tapi. Kadang ya emang sama orang yang lagi deket sama gua. Kadang sama ibu atau ayah di rumah. Tapi dua bulan belakangan ini sama lo."
Putri tersipu. Pipinya memunculkan semburat merah mendengar ucapan Angkasa barusan.
Meski tak setiap hari, tapi memang ia dan Angkasa sangat sering tersambung dalam panggilan video seperti ini. Sebelumnya, mereka menggunakan fitur videochat yang ada di instagram.
