jangan lupa comment buat yang baca yaa, semakin banyak yang comment, semakin cepet chapter lanjutannya bakal aku update 💜
༶•┈┈⛧┈♛♡♛┈⛧┈┈•༶
"Ini apa, Sa?" tanya Putri ketika Angkasa mengambil pergelangan tangan kiri Putri, kemudian memasangkan sebuah gelang tali berwarna hitam di sana.
"Gelang," ucap Angkasa singkat. "Masa lo nggak tahu gelang?"
Putri mengerucutkan bibirnya, sedikit merajuk karena disindir begitu. "Maksud Putri bukan gitu. Maksudnya ini gelang apa? Buat apa? Kok dipakein ke tangan Putri?"
"Gelang gua. Buat penanda kalau lo punya Alvian."
Angkasa Alvian.
Kalau orang lain memanggil Angkasa dengan nama panggilan Pian, Putri dengan panggilan Angkasa. Lain lagi dengan Angkasa sendiri yang menyebut dirinya Alvian.
Kedua sudut bibir Putri tertarik. Mengulas sebuah senyum dengan semburat merah muda di kedua pipinya.
"Kenapa muka lo merah?" tanya Angkasa. "Jangan-jangan gantian lo yang sakit, Put?"
Angkasa langsung menempelkan punggung tangannya di kening Putri.
"Tapi normal?"
"Angkasa jangan gitu. Putri malu."
Sudut bibir Angkasa terangkat sedikit, ia kemudian mengusap puncak kepala Putri.
"Dipake terus ya, Put. Jangan dilepas. Apalagi hilang."
"Iya, Sa. Pasti Putri pake terus." Sambung Putri yang kemudian gantian menempelkan punggung tangannya di kening Angkasa.
Tak lama, ia tarik tangannya, lalu mengambil termometer dari atas meja nakas untuk kemudian diselipkannya di bawah ketiak Angkasa.
Menurut punggung tangan Putri, sih, demam Angkasa sudah turun. Suhunya sudah mulai normal. Namun karena ingin lebih yakin, Putri memilih untuk memeriksannya dengan termometer.
"Semalem kebangun?" tanya Angkasa kemudian. Membuat Putri mendongak dan langsung menatap lurus ke arah mata Angkasa.
Dan seperti pertanyaan Angkasa, semalam ketika Putri menunggui Angkasa dan tidur di sampingnya, Putri terbangun di tengah malam. Ia kemudian memeriksakan keadaan Angkasa dan langsung turun dari ranjang milik laki-laki yang berstatus pacarnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Angkasa; kim taehyung ✔️
RomansAngkasa bingung ketika ada satu wanita tak dikenalnya meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Di tengah kebingungannya ia memutuskan untuk menerima wanita tersebut, ingin melihat seberapa jauh wanita itu bisa menghadapi sifatnya yang kata kebanyakan...