"Masih pusing kepalanya?" tanya Putri pada Angkasa yang hanya bisa menyandarkan tubuhnya di atas bantal yang diletakkan di pinggiran sofa.
Dengan wajah masih berbalut masker berwarna putih dan mata yang sendu karena terus-terusan ingin menutup, Angkasa menganggukkan kepalanya lemah.
Kalau biasanya Angkasa menyepelekan rasa sakit yang ia alami, tidak kali ini. Pagi tadi Angkasa tiba-tiba menghubungi Putri. Meminta gadis tersebut untuk datang ke tempatnya karena ia yang tak sanggup beranjak dari tempat tidur.
Setelah beberapa jam mencoba meminumkan Angkasa dengan obat yang ia miliki, Putri memutuskan untuk membawa Angkasa ke rumah sakit. Tak seperti demam biasa yang hanya butuh obat dan tidur yang cukup. Kali ini Angkasa juga merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Membuat Putri khawatir Angkasa terkena penyakit demam tifoid.
Untungnya hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Angkasa hanya demam biasa, disertai dengan sakit radang tenggorokan dan juga kelelahan akibat kurangnya istirahat.
Oleh karena itu Angkasa tak perlu sampai dirawat di rumah sakit.
"Angkasa mau makan apa? Biar Putri beli atau buatin," ucap Putri sembari mendekat ke arah Angkasa, berlutut di depan Angkasa yang terbaring lemah di atas sofa. Ia tempelkan telapak tangannya pada kening Angkasa guna memeriksa suhu tubuh kekasihnya tersebut.
Semakin tinggi. Putri yakin, hal ini yang menyebabkan rasa pusing di kepala Angkasa tak kunjung hilang.
"Sa?" Putri mencoba memanggil Angkasa yang memejamkan matanya sebelum menjawab pertanyaan Putri. Membuat Angkasa membuka mata lalu hanya memandangi Putri, karena tak kuat untuk membuka mulut apalagi berbicara.
"Bubur mau?" tawar Putri.
Angkasa menggelengkan kepalanya.
"Sup telur?"
Angkasa menggeleng lagi.
"Angkasa nggak mau makan?"
Kali ini Angkasa menganggukkan kepala.
"Mau tidur aja?"
Lagi, Angkasa mengangguk.
Menyadari keadaan Angkasa yang semakin lemah dan butuh istirahat, Putri memutuskan untuk berhenti bertanya. Lalu mengusap rambut Angkasa ke belakang.
"Pindah ke tempat tidur, yuk. Jangan di sini. Nanti badannya sakit."
Angkasa menurut. Dengan kepayahan, Angkasa berusaha bangun dari sofa yang ia tempati. Dibantu Putri, ia berjalan menuju tempat tidur yang tidak terlalu jauh letaknya.
Putri tidak pernah melihat Angkasa selemah ini. Biasanya dia selalu tampak kuat meski tengah sakit atau kelelahan. Namun kali ini, pemandangan yang Putri dapat justru berbanding 180 derajat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Angkasa; kim taehyung ✔️
RomansaAngkasa bingung ketika ada satu wanita tak dikenalnya meminta dirinya untuk menjadi pacarnya. Di tengah kebingungannya ia memutuskan untuk menerima wanita tersebut, ingin melihat seberapa jauh wanita itu bisa menghadapi sifatnya yang kata kebanyakan...