***
Rumi memandangi gedung perusahaan yang berdiri megah nan kokoh dihadapannya saat ini, berkali-kali dia menelan salivanya susah payah, tangan kirinya menggenggam kartu ATM-nya sendiri dan juga ponselnya sembari bergumam apa dia harus masuk atau tidak. Padahal dia hanya tinggal masuk karena telah meminta izin Receptionist dan diberikan akses untuk menunggu di lantai tiga, tapi dia malah masih stay didepan perusahaan seperti orang gila disertai mulut menganganya.
"Please, muka lo jangan malu-maluin, Rum." gerutu Ryujin.
Sontak lamunan Rumi buyar dan berbalik kearah kirinya mendapati Ryuji memberikan tatapan kesal kearahnya, ia mulai menarik nafas dalam-dalam lalu ia hembuskan secara perlahan sebelum akhirnya dia benar-benar menginjakkan kakinya di lantai mewah Jung corp.
"Gila sih, ini lantainya pasti lebih mahal dari harga rumah kontrakan gue per-tahun." kagum Rumi.
Ryujin mendelik sebal dan menarik Rumi agar berjalan berdampingan, selama mereka melangkha, para karyawan terus memandangi Rumi layaknya orang yang baru saja melihat bangunan mewah. Untung saja Ryujin menemaninya, jika tidak, bisa-bisa Ryujin malu dengan tingkah Rumi.
"Jangan malu-maluin." gerutu Ryujin, dan kemudian dibalas anggukan oleh Rumi.
Tak butuh waktu lama, mereka pun tiba di lantai tiga dimana mereka diarahkan untuk menunggu disini agar dapat bertemu Direktur Perusahaan, yang tak lain dan tak bukan adalah Jung Sungchan. Walaupun Rumi baru sekali bertemu dengan Sungchan, tapi Ryujin memberitahunya jika Sungchan Direktur utama di Jung corp.
"Mau minum apa, Mbak?" tanya salah satu karyawan yang mungkin ditugaskan untuk memberikan minuman atau cemilan kepada para tamu perusahaan.
"Enggak usah repot-repot kak, jus jeruknya aja." balas Ryujin.
Setelahnya hening, si karyawan langsung keluar disertai dengusan kesalnya atas jawaban Ryujin yang mungkin saja ibarat tak tahu diri. Lihatlah, Rumi dan Ryujin sama sekali tak ada bedanya, sama-sama sering mempermalukan diri sendiri.
"Ruangan sekecil ini punya dua AC, gue di kontarakan aja punyanya kipas angin. Gue sering minta pasang AC sama kak Doyoung, tapi gue malah di lemparin panci." ujar Rumi.
"Gue dukung kakak lo, dikata pasang AC enggak bikin boros listrik apa?" omel Ryujin.
Mungkin ada sekitar lima belas menit mereka menunggu, akhirnya pintu ruangan terbuka dan menampilkan sosok Sungchan yang dibalut setelan jas mewahnya berwarna cream, Rumi serta Ryujin spontan bingung harus berbuat apa selain menunduk sopan kearah Sungchan.
"Ada apa cari saya?" tanya Sungchan.
Ternyata Sungchan ini adalah tipe orang yang to the point, Rumi kira dia akan duduk dulu dan bercengkrama sebentar layaknya tuan rumah menerima tamu. Tapi ekspektasinya tak seindah kenyataan, bahkan jus jeruknya belum tiba untuk dinikmati, Rumi harus memutar otak agar dapat berlama-lama sampai minumannya tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Sungchan : Trust Me [Completed]
FanficSegalanya butuh uang? Jawabannya adalah iya, karena segala kebutuhan pasti memerlukan uang. Tapi, apa kebahagiaan benar-benar berasal dari uang? Atau malah sebaliknya? Uang. Satu kata yang sama sekali tidak terlalu berarti apa-apa bagi Sungchan, lah...