***
Seiring berjalannya waktu, Rumi dan Sungchan semakin dekat bahkan banyak orang mengira jika mereka berdua adalah sepasang kekasih tapi pada kenyataannya hanyalah sepasang makhluk yang tidak memiliki status apapun. Hanya sebatas teman, namun perhatiannya melebihi kata teman.
Rumi sendiri pun tak bisa membohongi perasaannya bahwa dia menaruh hati pada Sungchan, tapi dia apa boleh buat selain menunggu dan menunggu. Tak ada keberanian dalam diri Rumi untuk menyatakannya terlebih dahulu, selain karena dia wanita, dia dan Sungchan pun berbeda kasta.
Sudah sering kali Rumi mendengar pernyataan Lucas tentang Sungchan bahwa pria tinggi itu tak menjalin hubungan dengan siapapun selain Rumi, katakan jika Rumi merasa diistimewakan karena memang begitu kenyataannya.
Namun, satu hal yang membuat dirinya merasa dipojokkan adalah kehadiran seorang gadis bernama Vania, dari cerita yang ia dengar dari Sungchan, gadis itu adalah gadis pilihan Ny. Jung untuk Sungchan. Rumi pun sudah bertemu dengan Vania, dan ia kalah telak saat melihat betapa mewah nan glamournya penampilan Vania.
“Woy! Ngelamun aja lo, Rum.” Rumi tersentak kaget ketika mendengar teriakan yang begitu menulikan tepat di telinga kirinya, yang pelakunya tak lain dan tak bukan adalah Ryujin, si gadis rusuh.
“Kenapa?” tanya Rumi.
“Harusnya gue yang tanya gitu sama lo, lo kenapa diam aja gue perhatiin daritadi, mau kerasukan setan penunggu café?” ujar Ryujin.
Rumi memutar malas kedua bola matanya lalu melempari Ryujin menggunakan kain yang cukup kotor kearah Ryujin dan mendarat mulus di wajah cantik gadis itu, spontan pekikan nyaring terdengar, untung saja pengunjung café bisa dihitung jari, andai padat? Mungkin Ryujin akan ditendang oleh sang atasan.
“Ini kotor anjir! Muka gue bisa jerawatan kena barang kotor gitu!” omel Ryujin.
“Ya, lagian siapa suruh lo ngeselin.” ucap Rumi.
Baru saja Ryujin ingin protes, tiba-tiba Hyunjin muncul dengan nampan berisikan gelas kotor bekas kopi pelanggan. Hyunjin menggeleng-gelengkan kepalanya, namun pandangannya mengarah pada Ryujin yang tengah kesal.
“Apa lo lihat-lihat? Mau gue cium?!” gertak Ryujin.
Hyunjin mengelus dadanya lalu berucap, “Ya Tuhan, dosa apa gue dimasa lalu sampai-sampai mau di cium sama nenek lampir.”
“Ada gitu nenek lampir secantik gue? Stress lo!” gerutu Ryujin.
“Lo yang stress setan! Teriak-teriak, kita bukan di hutan.” omel Hyunjin.
KRING
Suara bel café terdengar nyaring ketika dibuka dari arah luar, ketiganya langsung memandangi siapa sosok pengunjung yang datang. Dan, pelanggan setia café inilah yang berkunjung, yaitu Sungchan dan Lucas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Sungchan : Trust Me [Completed]
FanfictionSegalanya butuh uang? Jawabannya adalah iya, karena segala kebutuhan pasti memerlukan uang. Tapi, apa kebahagiaan benar-benar berasal dari uang? Atau malah sebaliknya? Uang. Satu kata yang sama sekali tidak terlalu berarti apa-apa bagi Sungchan, lah...