***
Tak pernah Rumi segugup ini, bahkan saat wawancara pekerjaan pun dia biasa saja. Tapi sekarang, dia terus-menerus menarik nafas lalu ia hembuskan berkali-kali. Wajah cantiknya yang dibalut make up tipis andalannya terlihat begitu pucat saking gugupnya, bahkan kedua tangannya dingin serta berkeringat.
Hari ini dia ke kediaman keluarga Jung, atau lebih tepatnya rumah milik Sungchan yang itu berarti Rumi harus menerima nasib saat mendengar hinaan dari kedua orangtua Sungchan nanti. Berkali-kali dia berusaha untuk biasa saja, tapi itu sulit untuk dilakukan.
Sedangkan Sungchan yang tengah menyetir pun tidak terlalu fokus karena merasakan kegelisahan Rumi. Sungchan tahu betul kalau setiap gadis diajak untuk bertemu dengan keluarga pacar prianya pasti akan gugup, begitu pula halnya dengan Rumi.
“Kamu enggak usah takut, Bunda aku enggak makan orang kok,” ucap Sungchan.
Lamunan Rumi langsung buyar, ia meremas ujung dress creamnya hingga menjadi kusut. Karena kondisi Rumi semakin gugup, sangat terpaksa Sungchan menghentikan mobilnya di tepi jalan untuk menenangkan pacarnya itu. Tidak lucu kalau Rumi jatuh pingsan saat menginjakkan kaki di rumah Sungchan, ‘kan?
“Hey, lihat aku, kamu kenapa, hm?” tanya Sungchan sembari mengangkat dagu Rumi agar dapat melihat jelas kedua manik mata indah milik gadisnya itu.
Bukannya menjawab pertanyaan Sungchan, justru Rumi malah semakin gugup, dia memutuskan kontak mata tersebut, karena baginya itu sangat membuatnya gila jika terlalu lama memandangi Sungchan terlebih lagi dalam jarak yang lumayan dekat. Jangan sampai Rumi berubah menjadi wanita bar-bar, contohnya mencium Sungchan.
“Ak-aku … aku, aku khawatir bikin kamu malu.” balas Rumi.
“Maksud kamu?” tanya Sungchan dengan kening berkerutnya.
Rumi menghembuskan nafasnya pelan dan kembali menatap Sungchan, “Penampilan aku takutnya bikin kamu malu.” gumam Rumi.
Andai mood Rumi baik-baik saja, mungkin Sungchan tertawa detik ini juga saat mendengar ucapan gadis itu. Sungguh, kenapa dia memiliki seorang pacar yang selalu saja berpikiran negative dan selalu merendahkan diri? Padahal, Rumi adalah sosok wanita yang begitu sempurna bagi Sungchan.
Dan hanya sosok Rumi yang berhasil menaklukan sifat keras Sungchan, hanya gadis itu yang berhasil membuat es meleleh. Memang benar masih banyak wanita yang lebih dari Rumi, tapi tak menarik bagi Sungchan, terlihat biasa saja dan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Rumi.
“Dengar, Rum, kamu itu udah cantik banget. Mau diapain lagi? Percaya sama aku, kamu yang paling sempurna bagi aku. Okay? Jadi, jangan pikir hal-hal yang enggak perlu kamu pikir,” ucap Sungchan dengan nada lembutnya.
Beberapa detik Rumi terdiam, sampai akhirnya dia menganggukkan kepalanya. Sungchan tersenyum puas, dia bisa menjinakkan Rumi. Saatnya ia kembali melajukan mobilnya menuju rumahnya yang mungkin sudah ditunggu kehadirannya, dan sekarang giliran Sungchan yang khwatir dengan keadaan nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Sungchan : Trust Me [Completed]
FanfictionSegalanya butuh uang? Jawabannya adalah iya, karena segala kebutuhan pasti memerlukan uang. Tapi, apa kebahagiaan benar-benar berasal dari uang? Atau malah sebaliknya? Uang. Satu kata yang sama sekali tidak terlalu berarti apa-apa bagi Sungchan, lah...