***
Pandangan Rumi terpaku memandangi sebuah pintu besar yang menghalangi pertemuannya dengan Sungchan, sedaritadi ia hanya diam tanpa enggan untuk mengetuknya. Nyalinya masih sedikit menciut, bahkan kopi yang dipesan oleh Sungchan mungkin sudah mulai dingin saking lamanya dia berdiri dan berpikir menyiapkan mentalnya.
Ia benar-benar menyesal karena telah menanyakan hal basa-basi seperti tadi pada Hyunjin, sekarang dia harus membawakan pesanan ini kehadapan Sungchan. Dibelakangnya ada Lucas yang masih sibuk mengerjakan tugasnya di komputernya sendiri tanpa enggan untuk membantunya, Rumi mendengus kesal, menarik nafas lalu ia hembuskan secara perlahan.
“Tinggal masuk aja ribet banget, Rum,” ujar Lucas.
Rumi sedikit terkejut mendengar suara berat Lucas, tanpa memperdulikan pria tinggi itu, Rumi pun mengangkat tangan kanannya mengetuk pintu besar itu beberapa kali hingga mendengar teriakan dari dalam yang mempersilahkannya untuk masuk.
“Tuh, udah diizinin masuk.” ucap Lucas.
“Iya, thanks.” balas Rumi.
CEKLEK
Suara pintu yang terbuka membuat fokus Sungchan teralihkan, ia mendongakkan wajahnya dan betapa terkejutnya ia saat mendapati sosok Rumi yang datang. Sungchan benar-benar bingung harus bereaksi seperti apa sekarang, ia senang dan juga takut untuk mengekspresikan rasa senangnya, takut jika Rumi tidak nyaman.
Jadilah Sungchan diam saja sembari mengamati Rumi yang melangkah kearahnya, bahkan untuk bernafas saja sangat sulit untuk Sungchan. Ia terlalu bahagia karena telah melihat wujud gadis yang ia cintai akhirnya muncul setelah sekian lama menghilang dari pandangannya.
Sedangkan Rumi yang sadar akan tatapan Sungchan itu hanya bisa mengigit bibir bawahnya dan meletakkan pesanan Sungchan diatas meja dengan pelan, lalu berdiri dihadapan Sungchan sembari menunduk kearah lantai seakan-akan siap kena omelan.
“Darimana aja, Rumi?” tanya Sungchan.
Spontan Rumi mendongakkan wajahnya, sedikit terkejut karena tanggapan Sungchan biasa saja tanpa ada nada kesal atau apalah. Selama ini Rumi kabur tanpa memberikan jawaban apa-apa untuk Sungchan, tapi lihatlah sekarang, pria itu malah baik padanya tanpa ada benci sedikitpun.
“Y-ya?” balas Rumi.
Pergerakan tangan Sungchan yang hendak membuka penutup kopinya langsung terhenti dan kembali menatap Rumi yang sepertinya tampak bingung akan sesuatu, ekspresinya sangat lucu sehingga Sungchan rasanya ingin tertawa melihatnya.
“Darimana aja?” ulang Sungchan.
Terlihat Rumi tampak bingung harus menjawab apa, Sungchan pun langsung berdiri dari duduknya dan berdiri dihadapan gadis yang tingginya hanya sampai dada Sungchan, hingga gadis itu harus mendongak agar dapat memandangi wajah tampan Sungchan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Sungchan : Trust Me [Completed]
FanfictionSegalanya butuh uang? Jawabannya adalah iya, karena segala kebutuhan pasti memerlukan uang. Tapi, apa kebahagiaan benar-benar berasal dari uang? Atau malah sebaliknya? Uang. Satu kata yang sama sekali tidak terlalu berarti apa-apa bagi Sungchan, lah...