Trust Me : 28

135 25 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


“Aku pulang!” Doyoung dan Mark otomatis berdiri dari duduknya saat mendengar suara Rumi menggema di teras depan, tak lama kemudian gadis itu memunculkan wujudnya di ruang tengah lalu menyimpan beberapa kotak makanan dan juga bungkusan yang isinya adalah cemilan pemberian Sungchan tentunya.

“Kok banyak banget? Siapa yang beliin?” tanya Doyoung.

“Siapa lagi kalau bukan Sungchan?” balas Rumi.


Doyoung mengangguk paham, seharusnya dia tak perlu menanyakan hal itu lagi, karena mana mungkin Rumi akan membeli makanan sebanyak ini. Karena, Rumi adalah contoh gadis yang terlalu hemat bahkan jika dia hendak memakan sesuatu, dia tak rela merelakan uangnya untuk jajan makanan. Jangan ditiru.


“Gimana? Keluarga mereka baik-baik aja sama lo, ‘kan?” tanya Doyoung.


Pergerakan tangan Rumi yang hendak membuka tali heelsnya auto terhenti, ia mendongakkan wajahnya dan tersenyum kecil kearah Doyoung. Spontan Doyoung merasa khawatir, sepertinya ada sesuatu yang terjadi dan itu adalah hal yang sedaritadi ia pikirkan, yaitu Rumi tidak diterima di keluarga Sungchan.

Doyoung tahu betul bagaimana kayanya keluarga Jung itu, tapi dia bisa apa jika Rumi dan Sungchan saling mencintai? Apa salahnya? Apa harus dari keluarga yang setara dengan mereka agar bisa bersanding dengan Sungchan? Dimana keadilan? Ini berkaitan dengan perasaan seseorang yang tidak bisa dipaksakan oleh apapun.


“Iya, baik kok.” jawab Rumi disertai senyuman terbaiknya.


Doyoung memang tidak peka, tapi dia sadari hal yang mengganjal dari jawaban Rumi barusan, dan lagi senyum itu terlihat sangat palsu. Doyoung adalah orang yang sangat mengenal Rumi, mana mungkin dia tertipu dengan wajah gadis itu? Ia yakin, pasti Rumi mendengar kata-kata kurang mengenakkan dari keluarga Sungchan.


“Terus dimana si Sungchan itu? Kok kamu pulang sendiri?” tanya Mark.


Spontan Rumi mengalihkan pandangannya ke Mark yang terlihat lebih santai dibanding Doyoung, jangan sampai Doyoung menanyakan hal-hal aneh lagi padanya. Rumi terlalu lelah untuk menjawabnya, saat ini yang ia inginkan adalah tidur.


“Dia ada urusan di kantornya, jadi dia cuma antar aku sampai gang depan. Oh iya, dia titip salam sama kak Doy, katanya maaf karena enggak bisa nganter adik cantiknya ini.” ucap Rumi.


Terlihat Doyoung tampak menahan kesalnya bahkan dia hendak muntah mendengar ucapan Rumi barusan, bisa-bisanya dia mendengar hal cheesy seperti itu. Doyoung itu anti romantic club, dia benar-benar muak saat melihat orang-orang yang begitu mengumbar kemesraannya atau sekedar memuji satu sama lain. Itu aneh bagi Doyoung.


“Muak banget gue dengarnya. Ya udah, lo ganti baju sana, terus makan sama-sama.” perintah Doyoung sembari mengambil satu totebag untuk ia buka.

Jung Sungchan : Trust Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang