***
CEKLEK
Suara pintu kamar yang terbuka membuat suasana hening pecah begitu saja, sang pemilik kamar langsung keluar dan menuruni anak tangga. Sepatu hitam dan lantai putih yang beradu menghasilkan suara nyaring yang siapapun bisa tahu kalau Tuan muda Jung Sungchan sudah siap ke kantor untuk bekerja.
Pundak tegasnya serta wajah datarnya menambah kharisma sosok Sungchan, ia kemudian memberhentikan kedua kakinya di ruang makan dan mendapati Ayah, Bunda serta kakak-nya yaitu Jaehyun sudah ada disana, mungkin beberapa menit lalu mereka telah berada di ruangan ini untuk sarapan bersama.
Tangan kiri Sungchan terangkat untuk menarik salah satu kursi disisi kiri Jaehyun, membalikkan piring serta memegang sendok dan garpu untuk memulai ritual sarapannya. Namun, baru saja Sungchan ingin makan dengan tenang dan damai, tiba-tiba saja Bunda-nya mengeluarkan perkataan yang membuat Sungchan ingin menghancurkan makanan yang ada dihadapannya saat ini.
“Bunda enggak pernah nyangka kalau gadis bernama Rumi itu mampu menyingkirkan sosok Vania. Dimana otak kamu, Chan? Enggak abis pikir Bunda,” gerutu Bunda.
“Udah dong, Bun, kasihan Sungchan,” lerai Jaehyun.
“Kasihan Sungchan? Lebih kasihan mana sama Vania yang dia sia-siakan demi perempuan murahan seperti Rumi itu?!” bentak Bunda.
PRANG
Sungchan langsung membanting sendok dan garpunya diatas piring hinggga piring tersebut hampir terbelah dua, kepalanya ia dongakkan agar dapat memandangi wajah sombong milik Bunda-nya itu yang tak pernah memikirkan perasaan orang lain akibat ucapannya.
“Dia miskin, bukan murahan.” ujar Sungchan.
“Kalau sudah miskin, bisa dipastikan kalau dia juga murahan. Kamu jangan bodoh, perempuan seperti dia manfaatin kamu aja karena kamu kaya. Dasar perempuan tidak tahu malu, bisa-bisanya dia mau bersanding dengan kamu dan ingin menjadi bagian keluarga Jung.” omel Bunda.
“Sepertinya Bunda udah keterlaluan deh.” timbrung Jaehyun lalu membersihkan area bibirnya menggunakan tissue.
Padahal roti bakar Jaehyun masih tersisa banyak, tapi dia jadi tidak nafsu karena mendengar omelan tidak berguna dari sang Bunda. Sedangkan Ayah yang sedaritadi diam dan hanya menjadi penonton diantara pertengakaran tersebut harus turun tangan, jika dia tak menjinakkan anggota keluarganya ini, bisa-bisa akan bekerpanjangan.
“Vania? Ayah enggak pernah tahu kalau Bunda atur kencan buat Sungchan,” ucap Ayah.
KRIK KRIK KRIK
Tiba-tiba suasana hening, tak ada yang berani berucap setelah sang pemimpin rumah tangga angkat bicara. Selama ini Tuan Jung memang terlihat tidak perduli dan berlaku seenaknya pada kedua anaknya, tapi disisi paling besarnya, dia pun menyayangi anak laki-lakinya ini dan memberikan hak untuk memilih pasangan sesuai keinginan mereka tanpa ada larangan sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Sungchan : Trust Me [Completed]
FanfictionSegalanya butuh uang? Jawabannya adalah iya, karena segala kebutuhan pasti memerlukan uang. Tapi, apa kebahagiaan benar-benar berasal dari uang? Atau malah sebaliknya? Uang. Satu kata yang sama sekali tidak terlalu berarti apa-apa bagi Sungchan, lah...