Trust Me : 36

125 20 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


Disinilah Rumi berakhir, yaitu disebuah restoran Jepang yang terkesan mewah ada dihadapannya. Seketika ia tak ada keberanian untuk turun dari mobil Sungchan setibanya di lokasi ini, ia menarik nafas berkali-kali berusaha menetralkan nafasnya yang rasanya tidak karuan. Beberapa saat lagi dia akan berhadapan dengan kedua orangtua Sungchan, ia pun sudah mempersiapkan diri jika ia harus mendengar cacian dari Bunda Sungchan lagi.

Rambut panjangnya yang terikat rapih dan menyisahkan beberapa helai dikeningnya semakin menambah pesona Rumi, make up pun terlihat sangat sederhana, Sungchan menyukai kesederhanaan gadisnya ini. Dress berwarna peach sangat cocok di kulit Rumi, bahkan segalanya sangat sempurna menempel di tubuh gadis itu.


“Enggak mau turun?” tanya Sungchan.


Spontan lamunan Rumi auto buyar dibuatnya, ia berbalik kearah kanannya dan mendapati Sungchan tersenyum padanya. Melihat senyum tersebut membuatnya sedikit lebih tenang, meskipun pada akhirnya dia harus mendapat cacian lagi, setidaknya ada Sungchan disisinya yang bersedia menggengggam jemarinya.


“Aku gugup,” gumam Rumi.

“Enggak usah khawatir. Ada aku kok, kamu percaya sama aku, segalanya pasti lancar.” ucap Sungchan.


Walaupun kemungkinannya hanya sekitar lima persen, tapi dia akan mempercayai Sungchan. Ia akan menyerahkan segalanya pada Sungchan, sudah saatnya dia ikut berjuang untuk mempertahankan hubungan ini. Jika hanya Sungchan yang melakukannya, tidak akan pernah ada perubahan yang terjadi.


“Aku enggak mau pisah dari kamu, Chan,” ungkap Rumi.


Ini adalah kali pertama Sungchan mendengar Rumi mengucapkan hal tersebut. Jika boleh jujur, ia sedikit terkejut mendengarnya, tapi dia berhasil mengontrol ekspresinya sehingga terlihat biasa saja dan menampilkan senyuman terbaiknya untuk Rumi.


“Aku juga, Rum. Jadi, kita harus sama-sama berjuang, ya?” balas Sungchan.


Rumi kemudian mengangguk sekilas dan tersenyum sebaik mungkin. Setelahnya, mereka berdua turun dari mobil. Sungchan menggandeng tangan Rumi memasuki area restoran, mencari keberadaan ruang VIP yang telah dipesan oleh sang Ayah. Kedua mata Rumi terus-menerus memandangi gaya classic dari restoran ini, terlihat sangat indah dan membuat Rumi betah. Pandangannya pun berpindah ketika sang pelayan berhenti didepan sebuah pintu lalu menggeser pintu tersebut kearah kiri, begitu terbuka, hal pertama yang Rumi dapatkan adalah tatapan tajam dari Bunda Sungchan.

Ia menelan salivanya susah payah lalu mengigit bibir bawahnya, masa bodoh dengan lipsticknya yang luntur, saat ini dia benar-benar gugup harus berbuat apa. Namun, saat matanya menatap seorang pria yang bisa Rumi yakini kalau beliau adalah Ayah Sungchan malah memberikan senyuman  ramahnya kearah Rumi, yang tentu saja dibalas oleh Rumi.


Jung Sungchan : Trust Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang