***
Jaehyun melangkahkan kaki panjangnya menaiki beberapa anak tangga menuju kamar sang adik yang berada diatas, kedua tangannya memegang sebuah nampan berisikan roti bakar dan juga kopi pahit kesukaan Sungchan. Jaehyun yang melihat visual kopi itu jadi tidak selera, malah dia jadi mual karena membayangkan betapa pahitnya kopi tersebut yang tak memakai gula.
TOK TOK TOK
Suara ketukan pintu kamar Sungchan terdengar begitu nyaring disegala penjuru rumah bagian atas, beberapa pelayan yang tak sengaja melewati Jaehyun pun berbalik menatapnya ketika Jaehyun mengetuk pintu sang adik.
“Chan? Lo enggak mati, ‘kan?” tanya Jaehyun.
Contoh kakak yang sangat minim akhlak. Entahlah, sepertinya kehadiran peran saudara kandung didunia ini memang untuk saling bertengkar. Belum pernah sekalipun Jaehyun menemukan orang yang sedarah itu akur, bahkan bersama sepupu pun pasti akan adu mulut saat bertemu.
“Sungchan?” ulang Jaehyun.
KRIK KRIK KRIK
Tak ada tanda-tanda kehidupan, ibarat Jaehyun tengah berbincang dengan sebuah pohon ditengah hutan. Ya, suasananya seperti itu, untung saja Sungchan adik kesayangannya, kalau bukan? Entahlah, bagaimana nasib Sungchan di tangannya.
“CHAN?!” teriak Jaehyun.
CEKLEK
Andai Jaehyun tak memegang nampan, mungkin dia sudah terlonjak kaget karena tiba-tiba pintu kamar dibuka oleh sang pemiliknya, dia masih cekatan untuk menahan reaksinya dan sarapan Sungchan masih tetap utuh.
“Apa sih? Ganggu aja lo pagi-pagi,” gerutu Sungchan.
Bukannya membalas ucapan Sungchan, justru Jaehyun melenggang masuk kedalam kamar adik-nya itu dan menaruh nampan di meja nakas yang ada didekat kasur Sungchan. Dan dia tak langsung keluar dari kamar Sungchan, dia malah mendaratkan punggungnya yang terasa kaku dan sakit akibat bekerja.
“Lo apa-apaan sih? Keluar enggak lo?!” gertak Sungchan.
“Bentar doang, Chan. Lima menit, ya?” pinta Jaehyun.
Pagi-pagi begini Sungchan itu malas untuk adu mulut, lebih baik dia diam dan membiarkan Jaehyun menikmati kasurnya yang empuk dan juga berhubung Sungchan benar-benar masih mengantuk, ia memutuskan untuk tidur disamping kakak-nya beberapa menit saja sebelum bersiap-siap ke kantor.
“Chan, lo udah tahu dimana keberadaan Rumi?” tanya Jaehyun.
Secepat kilat Sungchan membuka kedua matanya dengan lebar yang tadinya sayu, ia menarik nafas perlahan dan ia hembuskan. Jika memikirkan tentang Rumi, rasanya menyesakkan bagi Sungchan. Sudah hampir sebulan gadis itu menghilang dari pandangan Sungchan, dan tetap saja tak pernah ia temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Sungchan : Trust Me [Completed]
FanfictionSegalanya butuh uang? Jawabannya adalah iya, karena segala kebutuhan pasti memerlukan uang. Tapi, apa kebahagiaan benar-benar berasal dari uang? Atau malah sebaliknya? Uang. Satu kata yang sama sekali tidak terlalu berarti apa-apa bagi Sungchan, lah...