***
“Lo lagi mikirin apa, Rum?” Lamunan Rumi langsung buyar begitu saja ketika suara cempreng milik Ryujin terdengar di kedua gendang telinganya, ia kemudian menggelengkan kepalanya pelan sembari tersenyum hangat kearah Ryujin.
Suasana café hari ini lumayan sepi, pengunjung bisa dihitung jari. Wajar, bukan weekend jadi tidak seramai saat weekend. Terlebih lagi jam istirahat kantor telah selesai, tapi Rumi sama sekali tidak menemukan tanda-tanda Sungchan datang hari ini mengunjungi café. Apa mungkin Sungchan sangat sibuk hingga tak ada waktu untuk sekedar lunch?
“Gue yakin, lo pasti pikirin Sungchan, ‘kan?” terka Ryujin.
Rumi tak membalas pertanyaan Ryujin, dengan dia diam pun seharusnya Ryujin sudah tahu jawabannya. Karena siapa lagi yang Rumi pikirkan selain Sungchan? Kakak-nya? Tidak mungkin, dia terlalu lelah untuk memikirkan sosok Kim Doyoung itu.
“Gue bingung,” ujar Rumi.
“Hampir tiap hari lo bingung.” potong Ryujin.
Belum selesai ucapan Rumi, tapi Ryujin telah mendahuluinya lagi. Sepertinya semakin lama berteman dengan Ryujin, ia harus ready stock kesabaran dalam jumlah yang banyak. Ditambah Hyunjin juga tentunya, bagaimana Rumi tidak pusing oleh tingkah mereka berdua?
“Gue serius, Ryu,” gumam Rumi.
Otomatis Ryujin cengengesan kearah Rumi dan memperbaiki posisi berdirinya, jika Rumi sudah seperti itu, tandanya dia memang serius. “Bingung kenapa emangnya?” tanya Ryujin.
“Sama perasaan gue, semalam gue udah berpikir buat nyatain perasaan ke Sungchan. Tapi sekarang gue malah ada niat buat batalin aja, takut,” jelas Rumi.
“Takut? Takut kenapa? Takut ditolak? Enggak mungkin, Rum,” balas Ryujin.
Dengan cepat Rumi menyilangkan kedua tangannya didepan dada sembari menggeleng beberapa kali, bukan itu alasan utama kenapa Rumi mengurungkan niatnya, tapi alasan sebenarnya adalah karena ia malu. Bisa-bisanya seorang gadis ingin menyatakan perasaan kepada seorang pria, harga diri Rumi rasanya sudah jatuh sejatuh-jatuhnya ketika ia melakukan hal tersebut.
“Bukan itu, takut aja,” ucap Rumi.
“Aneh lo! Asal lo tahu, ya, Sungchan bakal senang kalau lo bilang suka sama dia. Kalau bisa, dia loncat dari jendela ruangannya saking bahagianya tuh,” ujar Ryujin.
Rumi memutar malas kedua bola matanya dan kembali melanjutkan kegiatannya, yaitu membersihkan meja kasir yang sedikit berantakan akibat ulah Hyunjin. Jangan pernah biarkan Hyunjin menyentuh area kasir, karena dia adalah tipe anak yang berantakan sedangkan Rumi anak pembersih.
“Eh tapi, gue serius loh. Sungchan tuh tipikal orang yang bakal bucin banget sama pasangannya, dia sok cool bangsat gitu, padahal aslinya pasti manja.” tutur Ryujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jung Sungchan : Trust Me [Completed]
FanfictionSegalanya butuh uang? Jawabannya adalah iya, karena segala kebutuhan pasti memerlukan uang. Tapi, apa kebahagiaan benar-benar berasal dari uang? Atau malah sebaliknya? Uang. Satu kata yang sama sekali tidak terlalu berarti apa-apa bagi Sungchan, lah...