Trust Me : 4

205 42 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***


“Sungchan, nanti malam kamu jangan kemana-mana, ada keluarga Tuan Kim yang akan berkunjung.” Baru juga Sungchan turun dari kamarnya, bahkan dia belum mendudukkan bokongnya di kursi namun dia sudah mendapat perintah dari sang Bunda.


Sungchan bisa tebak, ujung dari makan malam dua keluarga bersatu itu adalah hanya untuk menjodohkan Sungchan dengan anak gadis yang ada di keluarga Kim tersebut. Jika dikatakan muak, maka jawabannya adalah iya, Sungchan benar-benar jengah ketika segala hal yang menyangkut dirinya selalu diatur oleh sang Bunda atau Ayah.

Meskipun Sungchan sering mendapat belaan dari Jaehyun, tetap saja itu tak mempan, justru Jaehyun-lah yang mendapat omelan dan bentakan dari Ayah karena tak menyetujui pendapat beliau. Jadi, saat Jaehyun sudah muak, dia akan mengeluarkan kata-kata, “Enggak usah minta pendapat, Yah, kalau pendapat orang enggak diambil.”


“Ada apa lagi emangnya, Bun?” tanya Jaehyun sebelum dia menyuapkan sup cream kedalam mulutnya.

“Ingin memperbaiki keturunan, Bunda enggak mau kalau salah satu dari kalian belum ada yang menikah. Padahal usia sudah pantas dan harta kalian banyak, heran Bunda.” gerutu Ny. Jung.


PRANG


Suara sendok dan garpu yang sengaja disimpan secara kasar diatas piring membuat fokus Tuan Jung beralih menatap Sungchan, tatapan Sungchan benar-benar mengintimidasi bahkan sangat menusuk seakan-akan siap membunuh siapapun yang akan menghalanginya.


“Bun, harus berapa kali aku bilang kalau aku enggak mau dan enggak suka di jodohin gitu!” ucap Sungchan dengan nada yang sedikit meninggi.

“Chan …” lirih Jaehyun.


Sungchan pun berdiri dari duduknya dan meninggalkan ruang makan, lebih baik dia menahan lapar daripada harus berhadapan dengan kedua orangtuanya yang suka membuatnya muak setiap harinya. Berbagai teriakan dari Bunda-nya tak ia perdulikan, ia tetap masuk kedalam mobil lalu berlalu pergi dari rumah suram itu menuju kantor.

Kedua tangan Sungchan berpegangan erat pada stir mobil, matanya terus memancarkan aura tajam bahkan rahangnya sedikit mengeras akibat emosi yang ia tahan sedaritadi. Dan dia berdoa, semoga saja tak ada sasaran empuk yang dia jadikan lahan meluapkan emosinya.


DRRRTTT DRRRTTT


Fokus Sungchan langsung pecah saat merasakan ponselnya bergetar dibalik jas hitamnya, dai seger menepikan mobil mewahnya dan mengangkat panggilan tersebut, yang ternyata pelakunya adalah Rumi.


“Su-Sungchan!” Kening Sungchan mengernyit, ia pun tersenyum kecil mendengar suara cempreng gadis disebrang telfon ini.

“Ada apa?” tanya Sungchan.


Terjadi jeda beberapa detik, tak ada balasan dari Rumi sehingga membuat Sungchan sedikit heran, apa telfon ini terputus atau masih tersambung?


Jung Sungchan : Trust Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang