Flashback

955 107 18
                                    

Seorang anak kecil bermata biru turun dari motor gede Ayahnya, anak kecil itu menatap Ayahnya dengan tatapan imut.

"Kenapa?" tanya Zirco dengan nada datar.

Serkan memasang muka ngambek. "Ayah gak peka,"

Zirco jongkok dihadapan Serkan lalu membuka lebar tangannya. "Sini,"

Lelaki bermata biru itu menggendong Serkan yang beratnya tidak seperti dua tahun yang lalu, apalagi anak kecil itu nafsu makannya bertambah.

"Sudah gede aja masih minta gendong," sindir Ucup, sahabat ayahnya.

Serkan menatap Ucup dengan tajam. "Terserah Serkan lah, kan Serkan minta gendong sama Ayah bukan sama om Ucup."

"Huuu Serkan kayak bocil," kini Imam lagi yang menganggu anak kecil itu.

"Sudah umur lima tahun tapi masih minta gendong sama Ayah," tambah Yudha.

"Serkan bocil," timpal Zidan.

"Keponakan om Pandhu aja sudah gak minta gendong lagi," ucap Pandhu yang membuat Serkan mengembungkan pipinya.

"Kasihan Ayah," ucap Erik dengan memasang wajah kasihan.

Serkan langsung menangis keras sambil memukul-mukul pundak Ayahnya, Zirco langsung menatap tajam keenam sahabatnya yang sedari tadi menganggu putranya.

Reza menatap datar keenam sahabatnya yang malah kelakuannya lebih bocil dari Serkan. "Sudah puas?"

Keenam lelaki itu hanya cengengesan, mereka memang senang sekali melihat Serkan menangis seperti itu. Dasar om-om luknut.

"Ayah turunin Serkan," ucap Serkan, Zirco langsung melakukannya.

Serkan menatap tajam keenam omnya yang tadi mengejeknya. "Serkan mau laporin sama Umma!"

Lalu anak lelaki itu langsung berlari masuk ke dalam panti asuhan.

Kedelapan lelaki itu hanya menggelengkan kepala melihat kepergian Serkan, lalu ikut masuk ke dalam panti asuhan. Di panti asuhan sedang ada acara kecil-kecilan untuk syukuran atas kehamilan Hafizah.

Dughh

Saat Serkan berlari tak sengaja menabrak seorang gadis kecil berjilbab ungu.

Serkan langsung menahan tangan gadis itu, untuk menahan gadis kecil itu agar tidak jatuh. "Serkan minta maaf,"

Saat melihat wajah gadis itu, Serkan langsung tersenyum senang. "Sheila, Serkan kirain tadi orang lain."

Gadis itu malah menatap bingung Serkan. "Aku bu-"

"Ayok ikut Serkan, jangan sampai kita ketemu sama om Ucup. Nanti Serkan diejek lagi," ucap Serkan sambil menarik gadis yang belum sempat berbicara tadi.

Gadis kecil itu menatap tangannya yang digenggam oleh Serkan, lalu dia hanya pasrah mengikuti Serkan di manapun anak kecil itu pergi.

Sampai akhirnya mereka berhenti dibawah pohon mangga, lalu mereka duduk di kursi dekat pohon tersebut.

"Tau gak Shei, tadi Serkan diejek sama om Ucup. Ngeselin banget pokoknya om Ucup, hari ini kita susun rencana untuk kerjain om Ucup." ucap Serkan dengan senyum liciknya.

Gadis itu malah tambah bingung dengan anak lelaki bermata biru dihadapannya.

"Bang Serkan!!" seorang gadis kecil berhijab hitam menghampiri Serkan dan gadis kecil yang ditarik tangannya oleh Serkan.

"Sheila?" Serkan menatap gadis yang memanggilnya lalu menatap gadis disampingnya.

Sheila berhenti dihadapan Serkan lalu mengatur nafasnya sejenak. "Itu, bang Serkan dicari tante Hafizah."

SERKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang