Maaf

1.4K 169 37
                                    

Serkan turun dari motornya, setelah seminggu di rawat di rumah sakit akhirnya lelaki bermata biru itu sembuh dan beraktifitas kembali. Seperti saat ini Serkan sedang berada di sebuah pemakaman umum seraya memegang dua buket bunga.

Dia menyusuri satu kuburan ke kuburan lainnya untuk sampai ke kuburan seseorang yang merupakan salah satu wanita yang berpengaruh dalam hidupnya.

"Assalamu'alaikum nenek," Serkan duduk lalu meletakkan satu buket bunga di atas kuburan itu dan meletakkan buket lainnya disampingnya.

"Ehmm, aku bingung mau memanggil anda seperti apa? Tapi kata kakek aku harus memanggil anda nenek," ucap Serkan.

Lelaki bermata biru itu mulai membacakan surah al-fatihah dan surah yasin untuk neneknya, Serkan memang sengaja berkunjung kesini karena dari kecil Serkan tak pernah tau kuburan Bunda dari Ayahnya dimana. Ini pertama kalinya Serkan pergi ke pemakaman neneknya. Dia juga pernah mendengar cerita dari kakeknya bahwa neneknya dari keluarga mualaf.

Serkan mengusap batu nisan itu. "Nek, terimakasih telah melahirkan Ayah yang hebat untukku. Aku selalu bersyukur karena dipertemukan oleh Ayah, orang sebaik Ayah pasti punya orang tua yang baik juga. Nek, aku anak angkat Ayah walaupun aku anak angkat Ayah gak pernah bedain aku dengan cucu nenek lainnya. Aku harap nenek juga begitu, aku sayang nenek."

Setelah itu Serkan berkunjung ke kuburan lain, lelaki bermata biru itu berjalan ke arah kanan sedikit dari kuburan neneknya dan sampai ke kuburan bertanda salib disana.

"Hai Fe," Serkan duduk lalu meletakkan bunga diatasnya.

"Gue minta maaf karena sudah buat lo bunuh diri, gue gak tau kalau penolakan gue waktu itu bisa buat lo begini. Gue sudah buat Rama kehilangan lo, gue bener-bener minta maaf Fe. Bagi gue lo kayak adik gue sendiri, gak lebih karena kita beda keyakinan Fe."

Serkan berdiri sambil menatap kuburan Fera. "Gue harap lo tenang disana Fe,"

Saat lelaki bermata biru itu berbalik, dia langsung dikejutkan oleh kehadiran lima sosok yang menatapnya.

"Astaghfirullah! Gue kira kalian penunggu disini!" ucap Serkan terkejut.

"Gak ada hantu setampan gue!" ucap Luhan tidak terima.

"Yain," hanya itu yang Serkan ucapkan.

"Kalian ngapain kesini?" tanya Serkan.

"Mau cari kuntilanak cantik," jawab Lintang ngasal.

Serkan menatap datar Lintang. "Gue serius bambang!"

"Bambang nama bapak gue," ucap Levin.

Akhirnya terjadi perdebatan di antara keempat lelaki itu ditengah pemakaman. Galih dan Parka hanya diam melihat perdebatan itu lalu menghela nafas.

"Ayok kita pulang," ajak Parka kepada Galih.

"Mereka?" tanya Galih.

"Biarin aja," jawab Parka lalu meninggalkan area pemakaman diikuti oleh Galih.

Perdebatan keempat tetap saja berlangsung, tidak tau sampai kapan mereka berhenti berdebat. Merepotkan!

***

"Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh, selamat pagi anak-anak yang ibu cintai." ucap bu Eka sebagai pembina upacara hari senin ini.

"Wa'alaikumussalam Warohmatullahi Wabarokatuh," ucap seluruh siswa SMA Garuda yang mengikuti upacara.

"Gue baru tau kalau gue dicintai seseorang," bisik Luhan.

Serkan dan kedua sahabatnya langsung menoleh ke arah Luhan yang berada di barisan paling belakang, keempat lelaki itu memang para kaum barisan belakang setiap upacara.

SERKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang