Awal untuk Akhir

2K 146 37
                                    

Serkan mengajak Aisy ke kantin, lelaki itu duduk dihadapan Aisy bersama Parka dan Christian.

"Gue cuma mau meluruskan, sebenarnya Christian mau tanding tinju." ucap Serkan.

Aisy menulis dibukunya. 'Lalu kenapa mereka menyebut nama saya tadi?'

Serkan menghela nafasnya. "Christian tanding tinju untuk jagain lo,"

'Jaga saya? Jagain saya dari siapa?'

"Geng Loaves," ucap Parka.

Aisy mengeryitkan keningnya bingung, geng Loaves? Sepertinya Aisy tidak pernah mendengar nama tersebut. Kenapa tiba-tiba geng itu mau mengusik dia?

"Lebih baik lo duduk manis aja, tetap di sekitar gue dan jangan kemana-kemana tanpa sepengetahuan gue." ucap Serkan.

Aisy menggelengkan kepalanya tak setuju. 'Saya tidak setuju Christian ikut tanding demi saya, lebih baik saya pindah sekolah saja.'

Brakk

Serkan menggebrak meja sehingga penghuni kantin itu terkejut.

Lelaki bermata biru itu kini menatap tajam Aisy. "Gue gak peduli lo setuju atau nggak, kita lakuin ini untuk lo. Jangan harap lo bakal pindah sekolah,"

Aisy menatap takut Serkan.

Serkan mengusap wajahnya lalu beristighfar di dalam hati, dia tidak bisa menahan emosinya saat Aisy berkata ingin pindah sekolah.

Setelah mengatur emosinya Serkan menatap Aisy dengan lembut. "Maaf tadi gue bentak lo, gue mohon jangan ngomong soal pindah sekolah lagi. Gue gak mau kehilangan kedua kalinya,"

Serkan beranjak dari kursi. "Gue mau pesan makanan, makan bekal lo."

Lalu lelaki bermata biru itu pergi memesan makanan.

"Kak, gue tanding sudah niat gue bukan cuma mau jagain lo." ucap Christian.

"Tenang Ai, Christian sudah latihan tinju dari satu bulan yang lalu." tambah Parka.

Aisy hanya terdiam sejenak, lalu menulis sesuatu di bukunya.

'Kapan tandingnya?'

"Hari minggu ini," jawab Christian.

Aisy terdiam.

"Gue bisa kok kak, jangan khawatir." ucap Christian.

Aisy hanya menganggukkan kepala.

Beberapa menit kemudian, Serkan datang dengan membawa makanan di tangannya lalu ada sebuah plastik di tangannya.

Lelaki bermata biru itu duduk di hadapan Aisy lalu memberi susu strawberry kesukaan gadis itu, sekarang itu sudah menjadi rutinitas Serkan setiap harinya.

Aisy mengambil susu tersebut lalu meminumnnya. Percuma jika dia mau menolak susu itu, pasti dia akan dipaksa oleh Serkan.

"Kalian gak makan?" tanya Serkan kepada Parka dan Christian.

"Ya mau makan lah bang," Christian beranjak pergi untuk membeli makanan.

"Lo Ka?"

Parka menggelengkan kepala pelan. "Gue sudah makan tadi,"

Serkan melanjutkan memakan siomaynya.

Aisy menulis sesuatu dibukunya. 'Saya boleh ikut lihat Christian latihan?'

Serkan menganggukkan kepala setelah melihat itu.

Parka langsung menyenggol Serkan. "Lo yakin bolehin Aisy ke gym?!" bisik Parka.

SERKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang