Dihadapan Serkan kini terlihat gadis berambut hitam pendek dengan dress bermotif bunga selutut.
"Nice to meet you," ucap Seraa, lalu gadis itu hendak memeluk Serkan.
"Dur (berhenti), jangan peluk gue. Bukan muhrim,"
Seraa berhenti lalu menaikkan alisnya. "Tapi lo calon tunangan gue,"
Ingat, Seraa juga bisa berbahasa indonesia karena Serkan yang mengajarkannya.
Serkan berkacak pinggang lalu menghela nafasnya, lelaki itu menatap gadis dihadapannya. "Seraa, gue cuma nganggap lo sahabat. Gak lebih,"
Tentu saja Seraa terkejut, gadis itu menggelengkan kepala.
"Gue suka sama lo Ser, dari kecil gue suka sama lo. Kita harus bertunangan,"
Ingin rasanya Serkan menjitak kepala Seraa, pasalnya gadis ini sudah ditolak oleh Serkan namun dia tetap ingin bertunangan dengan Serkan.
"Hayir, gue gak bisa!"
Seraa menatap dalam Serkan. "Kenapa? Apa gue kurang cantik? Apa yang lo gak suka dari gue, gue bakal berubah."
"Gak ada yang salah dari lo, lo cantik, pintar, lo dari keluarga yang terhormat tapi itu gak bisa buat gue suka sama lo, gue harap lo paham."
Memang penolakan dari Serkan benar-benar menyakitkan, namun disini juga dia tidak ingin tersakiti karena bertunangan dengan gadis yang tidak disukainya. Lebih baik sekarang Seraa merasakannya daripada gadis itu akan lebih sakit hati lagi nanti.
"Anlamiyorum (aku tidak paham)" ucap Seraa lalu pergi dari sana.
Serkan hanya bisa menghela nafasnya.
"Gue baru tau lo bisa ngomong begitu," ucap seorang lelaki yang sejak tadi mendengar perdebatan Serkan dan Seraa.
Serkan menatap lelaki itu dengan tatapan datar. "Lo nguping?"
Enver nyengir.
"Gue kelihatan jahat?" tanya Serkan seraya menuruni tangga.
Enver mengikuti Serkan dari belakang. "Menurut gue nggak, lebih baik lo tolak dia sekarang. Tapi cewe itu cepat baper, gue yakin Seraa lagi nangis sekarang."
Serkan membenarkan perkataan Enver, mereka memutuskan untuk pergi menonton di ruang keluarga.
Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dengan keras.
"Dimana Serkan?!" tanya seorang wanita paruh baya dengan nada marah.
"Tuan sedang berada diruang keluarga." jawab salah satu pelayan.
Serkan dan Enver mendengar teriakan dari tante mereka, namun mereka berdua tidak peduli dengan teriakan Teyze Yasmin. Karena dimana ada Teyze Yasmin, pasti disitu ada masalah!
"Serkan! Kenapa kamu menolak Seraa?!" tanya Teyze Yasmin seraya menatap tajam Serkan.
Serkan menatap Teyze Yasmin, lalu menatap kembali televisi. "Saya gak suka dengan Seraa,"
"Tapi kami sudah merencanakan pertunanganmu dengannya tiga hari lagi," ucap Teyze Yasmin.
Serkan menatap tak percaya Teyze Yasmin. "Hah?! Kapan saya setuju untuk bertunangan? Kalian anggap saya apa?! Saya hanya boneka kalian untuk memperoleh kekayaan begitu? Ini alasannya kenapa saya gak betah tinggal disini!"
"Kami merencanakan ini karena kami peduli dengan masa depanmu. Kalau kamu menikah dengan Seraa, hidupmu akan terjamin."
Serkan mendecih. "Masa depan? Saya bisa menentukan masa depan saya tanpa campur tangan kalian, karena saya tau yang mana yang terbaik untuk saya. Umma dan Ayah saya saja yang memberi makan saya sejak kecil, tak pernah mengatur hidup saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SERKAN
Teen FictionSequel cerita Zirco. Serkan Fariz Kharisma, seorang lelaki SMA yang mendapat gelar badboy Alim, troublemaker, manusia paling dihindari di sekolahnya. Ikuti alurnya, nikmati prosesnya. #Serkan2k20