Troublemaker

3K 219 5
                                    

Gadis itu terus melangkahkan kakinya mengejar seorang lelaki didepannya. Lalu tiba-tiba...

Brakk

Serkan berhenti dengan tiba-tiba sehingga Aisy tidak sempat berhenti dan malah dia yang terpental ke lantai bukannya Serkan.

Serkan langsung menoleh ke arah belakangnya, lelaki bermata biru langsung terkejut melihat Aisy yang jatuh dan bukunya berserakan dimana-mana.

"Ai, lo gak apa-apa kan?" tanya Serkan

Serkan meletakkan buku yang dia bawa di kursi yang biasanya dijadikan tempat tongkrongan di depan perpus.

Aisy hanya menggelengkan kepalanya, lalu mengambil buku yang berserakan.

Serkan membantunya sambil mengomel. "Kalau lo jalan liat-liat dulu, untung lo tabrak gue bukan orang lain."

Aisy hanya memasang wajah datar. Tadi siapa yang tiba-tiba berhenti hah?!

Allahu akbar Allahu akbar

Suara adzan dzuhur berkumandang di mushola sekolah, Serkan langsung cepat-cepat membereskan buku yang dibawa Aisy.

"Christian!! Sini lo!!" panggil Serkan.

Anak lelaki yang sedang main basket itu pun langsung menghampiri Serkan.

"Ada apa kak?" tanyanya.

Fyi Christian ini satu-satunya adek kelas yang mau dekat sama Serkan, karena adek kelas yang lain sudah takut duluan sama Serkan semenjak Serkan melabrak adek kelas sepuluh yang berani tidak sopan dengannya.

Serkan langsung memberikan Christian buku yang dia bawa, lalu lelaki bermata biru itu menunjuk Aisy. "Lo bantu dia bawa buku ini di XI IPA 2, dan jangan modus! Gue mau ke mushola,"

Setelah itu Serkan langsung pergi dari sana, lalu Christian tersenyum kikuk kepada Aisy.

"Gue jalan duluan ya kak," ucap Christian dengan sopan, lalu dia berjalan mendahului Aisy, sedangkan gadis itu mengekornya dari belakang.

Di sisi lain, Serkan sudah selesai dari sholat dzuhur langsung bermain bola di lapangan bersama ketiga sahabatnya dan Christian.

"Lo sudah anterin buku tadi ke kelasnya kan?" tanya Serkan sambil mengoper bolanya ke Christian.

"Aman aja bang, gue sudah anterin sampe masuk kelasnya." jawab Christian lalu mengoper lagi ke Serkan.

Serkan hanya menganggukkan kepalanya, lalu menendang bolanya dengan kuat yang akhirnya melayang jauh sampai ke atap ruang BK.

Kelima lelaki itu hanya bisa menatap nanar bola yang tersangkut di atap ruang BK tersebut, lalu keempat temannya menatap Serkan.

"Gara-gara lo sih Ser!" ucap Luhan dengan kesal.

"Terus? Gue harus ngapain? Bolanya sudah nyangkut juga," tanya Serkan dengan santainya.

"Ya, lo manjat lah! Terus ambil bolanya!" titah Parka.

"Tul tuh," timpal Lintang.

Sedangkan Christian hanya menatap Serkan seraya memberi kode untuk mengambil bolanya. Bola itu milik Christian, dia sengaja bawa ke sekolah supaya bisa main bareng keempat kakak kelasnya ini.

"Bang, itu bola kredit. Gue belum lunas bayarnya," ucap Christian.

Serkan langsung pasrah kalau sudah liat muka Christian memelas kayak anak kucing dan akhirnya Serkan manjat ke atas atap ruang BK dengan bantuan pundak Parka.

Serkan mencari bola itu di atas atap, namun dia tidak melihat bola itu.

"Ser, cepetan carinya!! Nanti ada bu Eka mati kita!!" teriak Lintang, dan untungnya ruang BK lagi sepi.

SERKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang