X-Jupiter

2.9K 216 9
                                    

"Aisy," panggil Serkan.

Gadis berhijab merah muda itu masuk ke dalam ruang inap Serkan sambil membawa buah-buahan.

Lalu Aisy tersenyum kikuk kearah orangtua Serkan.

"Kok mirip seseorang ya?" ucap Umma Hafizah sambil tersenyum menatap Aisy.

Aisy tersenyum lalu mengeluarkan buku kecilnya. 'Saya Aisy, adik kelas kak Serkan.'

Hafizah sempat terkejut melihat itu, lalu wanita itu tersenyum lagi. "Salam kenal Aisy,"

"Lo kok bisa disini?"

'Saya mau berterimakasih dengan kak Serkan, karena telah menolong saya tadi sore.'

Serkan ingin berteriak senang namun dia harus tetap kalem di depan gadis itu.

"Oh iya, sama-sama." ucap Serkan dengan datar.

'Saya tidak ingin mengganggu isrtirahat bang Serkan, jadi saya mau pulang. Di makan buahnya ya, semoga kakak cepat sembuh.'

"Owh, oke. Hati-hati di jalan," ucap Serkan lagi, walaupun hatinya tidak rela.

Sok tegar lu bang!

"Kenapa kok pulang cepat banget?" tanya Hafizah.

'Saya tidak boleh keluar malam terlalu lama tante,'

Hafizah mengangguk kepala paham.

Setelah kepergian Aisy. Umma, Ayah dan adiknya Zakia pamit untuk pulang. Dan disinilah Serkan ditemani oleh ketiga sahabatnya yang somplak.

"Ser, gue lapar!" ucap Luhan sambil merebahkan dirinya di sofa.

Serkan yang sedang mabar dengan Parka dan Lintang menatap lelaki sipit itu dengan datar.

"Ngapain lo minta sama gue? Minta sono sama emak lo."

Luhan tidak menggubris ucapan Serkan, lelaki itu mengambil buah apel yang berada di meja dekat sofa.

Serkan langsung memicingkan matanya melihat kejadia tersebut. "Hey, jauhkan tangan lo dari itu!"

"Pelit amat lo sama gue,"

Serkan hanya cuek lalu kembali bermain game.

Brakk

"Assalamu'alaikum!" seorang lelaki membuka pintu ruang inap Serkan.

"Wa'alaikumussalam,"

"Lah, Galih? Ngapain lo kesini?" tanya Lintang dengan begonya.

Galih menatap datar Lintang. "Gue mau ngamen,"

"Maap ya, gak ada uang kecil." ucap Parka.

Galih mendengus kesal, kenapa ada human-human seperti ini di Indonesia.

"Gue mau jenguk Serkan lah ogeb!" ucap Galih.

"Astagfirullah akhi, gak boleh berkata kasar." kini Luhan ikut bersuara.

Sedangkan Serkan hanya bisa menggelengkan kepala.

"Serah!!"

Mereka bertiga langsung tertawa melihat Galih skak mat.

"Pundung si Galih!" balas Lintang.

"Diem napa?! Gue lagi main game ini." ucap Serkan dengan kesal.

Ruangan hening seketika.

Galih duduk di sofa. "Ser, gue mau bicara sama lo."

Serka melirik Galih. "Kagak,"

"Emang lo tau gue mau ngomong apa?"

SERKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang