Troublemaker 2

1.4K 158 19
                                    

Brakk

Serkan membuka pintu kelasnya dengan keras, semua murid menatap lelaki bermata biru itu lalu mereka semua menundukkan kepala karena mereka takut membuat masalah dengan Serkan karena akhir-akhir ini mood Serkan sangat buruk.

Lelaki bermata biru itu menatap kursi disampingnya yang sudah kosong selama tiga hari yang lalu. Semenjak kejadian itu, Parka tidak pernah masuk sekolah lagi.

"Yoo broo!! Lu masih hidupkan bro?!" sapa Luhan yang baru saja datang bersama Lintang.

Serkan hanya menatap datar Luhan lalu menjatuhkan wajahnya di atas meja.

"Mau sampai kapan lo gini terus?" tanya Lintang.

"Hemm," cuma itu yang keluar dari mulut Serkan.

Luhan dan Lintang hanya bisa mengelus dada melihat perubahan Serkan.

Kring kring

Bel masuk berbunyi.

Serkan bangkit dari kursinya, dan langsung di tahan oleh Lintang.

"Mau kemana lagi lo?" tanya Lintang.

Serkan menatap Lintang dengan datar. "Minggir!"

"Kalau lo marah sama Parka, pergi ke rumahnya. Lo mau apain dia terserah lo, tapi jangan lampiasin di sekeliling lo!" nasehat Lintang.

"Minggir!" ucap Serkan sekali lagi.

Luhan menepuk pundak Lintang. "Tang,"

Akhirnya Lintang menggeser tubuhnya dari hadapan Serkan. Langsung saja Serkan pergi dari kelasnya, Lintang dan Luhan terpaksa ikut bolos untuk memastikan Serkan tidak membuat ulah seperti kemarin-kemarin.

Aktifitas pagi Serkan akhir-akhir ini hanya berjalan-jalan menyusuri lorong-lorong, dari kelasnya lalu menuju kelas Aisy.

Sesampainya di depan kelas Aisy, Serkan hanya melihat gadis itu dari kejauhan. Lelaki bermata biru itu melihat Aisy yang sedang fokus menulis sesuatu di bukunya.

"Mau sampai kapan liatnya?" tanya Luhan.

"Ssssttt!" Serkan menatap tajam Luhan.

Akhirnya mereka membiarkan Serkan melihat Aisy dari depan kelas gadis itu, daripada disemprot dengan Serkan lagi.

"Ser, ayo masuk kelas. Nanti kita dihukum pak Kartoyo," ucap Lintang.

Serkan menurut, lelaki itu akhirnya pergi dari kelas Aisy menuju kelasnya.

Brakk

Seseorang tak sengaja menyenggol Serkan.

Lintang dan Luhan terkejut. "Mati dah!"

"Maaf bang, gak sengaja gue." ucap lelaki itu kepada Serkan.

Serkan menggenggam kerah adik kelasnya itu. "Bosan hidup lo!"

Lelaki itu menggelengkan kepalanya. "Maap bang,"

Lintang dan Luhan langsung menahan Serkan sebelum lelaki berdarah turki itu membuat masalah lagi.

"Ser, sabar! Orang sabar disayang Allah, lo mau disayang Allah ya kan?" tanya Luhan dengan polosnya.

"Istighfar Ser, istighfar!" ucap Lintang.

Serkan melepas genggamannya lalu mendorong adik kelasnya itu. "Pergi lo!"

Lelaki itu langsung lari dari hadapan mereka.

Kedua sahabat Serkan hanya bisa menghela nafas lega.

"Sumpeh ya! Kalau begini terus tiap hari, gue bisa mati muda Tang." keluh Luhan.

SERKAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang