"Ren, saya ini guru kamu! Hormati saya sedikit bisa tidak?!"
"Heh, stop gila hormat deh! Belagu amat jadi guru muda, ingat lo itu masih honorer! Gaji lo gak seberapa makanya jangan sok berkuasa!" Renjana mengacungkan telunjuknya di hadapan Erlangga.
Plak!
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi Renjana. Gadis itu memegang pipinya yang memanas. Erlangga menggamparnya terlalu keras. Untunglah Renjana terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Bukannya sedih atau menangis dia justru terseringai puas tanpa penyesalan.Di sisi lain Erlangga nampak tidak merasa bersalah sama sekali setelah menampar muridnya. Ekspresinya datar, dingin, sedingin kutub Selatan. Lebih lagi Renjana adalah perempuan. Sungguh pertama kalinya dia diperlakukan seperti saat ini manalagi dengan muridnya sendiri.
"Boleh juga kekuatan lo, Er." Renjana bergumam.
"Mulai besok kamu enggak usah ikut pelajaran saya!" usir Erlangga lalu pergi tanpa menatap lawan bicaranya.
Renjana menarik ujung bibir seraya bersedekap. "Inilah yang gue tunggu-tunggu."
Erlangga memberhentikan langkahnya. "Kamu sakit, Ren."
"Terus kalau sakit kenapa? Mau sembuhin gue?" tantang Renjana.
Erlangga menoleh ke arah Renjana bersama tilikan tajamnya. "Kamu menantang saya?"
Renjana menepuk dahi. Agaknya gadis itu menyesal karena Erlangga telah mencuri idenya. Sial! Kenapa gak kepikiran dari tadi! "Ya, gue bakal nantang lo. Tapi dengan satu syarat, kalau gue menang lo harus jadi babu gue di mana pun itu. Termasuk di sekolah--"
"Dan jika kamu kalah, saya tidak segan-segan membongkar semua kejelekan kamu di depan warga SMA Andromeda. Juga menyembuhkan penyakitmu itu," tutur Erlangga tanpa ekspresi.
Renjana meludah kecil sembari memberikan tatapan meremehkan. "Cih, klasik! Siapa takut. Gue terima tantangan lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath vs Guru Anti-mainstream [✔️END]
Teen Fiction"Semua manusia itu baik, kadang kala kita perlu satu individu yang tepat untuk merubah kita menjadi lebih bijaksana." Psychopath tak selalu tentang manusia yang haus darah atau permainan pisau. Psychopath juga tidak melulu tentang unsur kekerasan at...