[ 15. ] Selasa

182 109 10
                                    

Dunia fisik menanggapi kita dalam keinginan dan ketakutan sulit.
-Kang Bucin-

Kemarin

Setelah Erlangga berkutik dengan urusan dunia akhirnya cowok itu menyegerakan diri untuk pulang. Mengistirahatkan tubuhnya dari lelahnya tugas yang ia tempa. Lebih lagi gosip yang tidak-tidak kian lama makin menyebar.

Ketika Erlangga sampai ke jalan yang biasa ia lewati, mendadak jalan itu ditutup. Di sana tertulis jelas ada warga hajatan. Terpaksalah ia mengambil jalan memutar.

Tiba-tiba Erlangga memberhentikan motornya tepat di depan gudang jalan Anggrek nomor 16. Dia melihat dua sekolah tengah beradu tangan yang lebih parah lagi SMA Andromeda juga ikut terlibat. Erlangga mengenalinya dari seragam yang dikenakan. Mata elang Erlangga mengamati setiap siswa yang terseret perkelahian. Ekor matanya berhenti tatkala ia menemukan sosok gadis yang sangat familiar. Siapa lagi kalau bukan Renjana.

Erlangga cepat-cepat membuka helm full face beserta jaket merahnya. Secepat mungkin ia berlari memasuki area tawuran. Ternyata benar sosok yang terekam dalam ingatannya adalah Renjana. Gadis itu tengah menikmati gelagat saling memukul.

Sejenak Erlangga berhasil menghentikan aksinya meski hanya sekejap. Akan tetapi dia tidak bisa bertahan lebih lama. Seorang siswa membawa sebongkah batu berukuran kepalan tangan orang dewasa.

"RENJANA!!!" Secara refleks tubuh Erlangga tergerak untuk melindungi gadis itu dan rela bagian belakang kepalanya menjadi sasaran empuk batu itu.

Pandangan Erlangga seketika mengabur, kepalanya merasakan nyeri begitu hebat, tubuhnya lemas seketika. Ia mencoba bertahan namun Erlangga tak kuasa menahan ngilu yang sangat dahsyat. Lambat laun darahnya mulai mengucur. Erlangga tak kuat menyangga raganya. Akhirnya cowok itu menjatuhkan diri dalam pelukan Renjana.

Sebelum pandangan Erlangga serta kesadarannya benar-benar hilang. Cowok itu sempat menyunggingkan senyum karena melihat wajah Renjana sangat cemas. Baru kali ini dia mengetahui wajah Renjana saat gemetar ketakutan.

"Kamu akan kalah sama saya, Ren."


Ditemani Ramayana, Renjana mengantar Erlangga hingga ke unit gawat darurat tapi langkahnya terhenti saat sampai di depan pintu UGD. Dokter dan para perawat lainnya tidak memperbolehkan Renjana dan Ramayana memasuki ruangan. Mereka meminta keduanya untuk menunggu di luar.

Renjana meratapi kepergian Erlangga di UGD. "Langga," gumam Renjana dengan mata berkaca-kaca.

Ramayana mengelus lembut pundak Renjana. Dia berusaha menenangkan gadis kasar itu. "Kita serahkan semua sama tenaga media ya, Ren."

Renjana mengangguk pasrah dengan tatapan kosong gadis itu menyudut sambil memeluk lutut. Ramayana mengacak-acak rambut. Cowok itu nyaris kebingungan melihat Renjana merana. Padahal selama cowok itu mengenal Renjana, dia tidak pernah melihat Renjana sesedih ini.

Gadis itu selalu bertingkah enerjik. Tidak pernah menceritakan beban masalahnya pada dunia. Lebih lagi Renjana adalah wanita paling kuat yang Ramayana kenal. Ternyata cewek sekuat Renjana bisa ngerasa sesedih ini. Batin Ramayana.

Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwasanya manusia tidak sesempurna yang dikira. Maksudnya percuma saja kalian mempercantik diri secantik mungkin sebab persepsi sekaligus pandangan orang berbeda-beda. Dan kebanyakan manusia menilai kita dari sisi buruknya.

Maka dari itulah sebaiknya jangan menilai orang berdasarkan apa yang nampak di depan mata. Melainkan menilai lah seseorang dari sisi yang lain. Siapa tahu mereka punya kelebihan yang disembunyikan. Kita tidak tahu kan? Itulah sebabnya manusia disebut sebagai makhluk abstrak. Mereka pandai menyembunyikan sesuatu lalu mengolahnya menjadi karakter yang lain. Manusia itu pandai bersandiwara.

Psychopath vs Guru Anti-mainstream [✔️END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang