[ 5. ] Jum'at

292 167 25
                                    

Makhluk sejenis menjadi makhluk yang paling mendalam. Mereka bisa memperluas pikiran untuk merangkul totalitas kosmos.
-Kang Bucin-


Friyay!

Semua orang suka hari Jum'at mungkin Jum'at adalah hari di mana weekend akan bermula. Tak hanya itu, bahkan orang muslim pun mengagungkan hari ini. Mereka biasa menyebutnya Jum'at berkah.

Pagi ini adalah hari Jum'at bersih. Yang mana seluruh siswa SMA Andromeda diwajibkan membersihkan kelasnya masing-masing. Lihat saja mereka paling semangat jika disuruh bersih-bersih. Selain bisa mencuri-curi kesempatan untuk berpacaran kegiatan pembelajaran mereka juga terpotong satu jam. Jadi tidak perlu membawa banyak pelajaran seperti keempat hari sebelumnya.

Memang faktanya mereka senang bersih-bersih namun lain halnya dengan Renjana. Tetap dengan kebiasaan buruknya, gadis itu mangkir. Dia diajak Aiden dan Ramayana merokok di belakang kamar mandi cowok. Di sana hanya ada Ramayana, Renjana, dan Aiden saja. Jangan tanya Rion ke mana sudah pasti cowok itu ikut membersihkan kelas. Sedangkan Jaya? Dia asyik mainin perasaan perempuan.

"Woi, Ram! Bagi rokoknya lah!" seru Renjana. Meski tingkah laku gadis itu sedikit laknat percayalah dia tidak pernah membawa rokok di sekolah.

"Emang lo gak bawa rokok, Ren?" tanya Ramayana.

"Lah mana gue tau kalau lo ngajak gue ngerokok tadi! Tau gitu gue beli sendiri." Renjana mencari-cari alasan. Dia tak mau mengaku.

Aiden menyodorkan sebatang rokok pada Renjana. "Udah ambil aja punya gue."

Renjana menerimanya dengan senang hati. "Hahaha thanks, Den!"

Isapan pertama sedikit menimbulkan rasa tak nyaman. Akan tetapi setelah dua sampai tiga kali isapan, gadis itu merasakan sensasi luar biasa dari bahan kimianya. Semenjak duduk di bangku SMA Renjana hampir tidak pernah berhubungan dengan benda pipih itu lagi. Singkatnya ia sempat berhenti merokok.

Sekarang ini Renjana ingin mencicipi kembali rasa nikotin yang terkandung didalamnya. Berkat nikotin yang dibakarnya tadi pikiran Renjana terpecah menjadi beberapa bagian bak serpihan kaca. Terbang. Melayang-layang di udara. Melambung tinggi hingga ke angkasa. Jangan ditiru ya!

Lamunan Renjana buyar seketika saat guru BK alias Bu Nurul mencekal tangannya. Sialnya Renjana tak sempat menghindar. Begitu juga Aiden dan Ramayana mereka kena imbasnya. Bersusah payah Renjana melepaskan pegangan Bu Nurul dan hasilnya nihil. Cengkramannya terlalu kuat. Masa iya Renjana membanting gurunya sendiri dengan teknik pencak silat yang ia kuasai?

Sebuah catatan! Jangan menggunakan kemahiranmu untuk menyerang orang yang lemah. Sebab suatu ilmu dikuasai bukan untuk membantai yang tua atau menyakiti orang yang tidak berdaya. Melainkan dipergunakan dalam hal melindungi siapa saja yang berhak dilindungi.

"KALIAN BERTIGA! IKUT SAYA KE RUANG GURU!" Bu Nurul menyeret Renjana diikuti Aiden dan Ramayana di belakangnya.

Sebenarnya peluang Ramayana dan Aiden untuk kabur sangatlah besar. Akan tetapi mereka memilih menemani Renjana di sana. Selain kasihan, Ramayana juga takut mentalnya bernasib sama dengan Jaya kala itu. Walaupun Ramayana memejamkan mata, telinganya selalu terbuka lebar. Dia bisa mendengar semua suara. Itulah salah satu keahliannya.

Sedangkan Aiden? Dia cuma ikut-ikutan saja sebagai pertanda teman selamanya sekaligus menjunjung tinggi derajat kaum pria. Yang artinya seorang teman wanitanya terkena masalah, selaku laki-laki setidaknya menjadi pelindungnya. Bukan malah menjadikannya mainan sekali buang.

"Ren, kita ada di belakang lo." Ramayana menepuk bahu Renjana.

Renjana tersimpul. "Thanks, Ram."

Psychopath vs Guru Anti-mainstream [✔️END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang