[ 4. ] Kamis

314 182 21
                                    

Kejadian mental prima. Ada sebuah usaha terpadu untuk menghapus semua kenangan setiap jejak dari alam semesta.
-Kang Bucin-


"Woi! Breaking news!" seru Jannah sang jurnalis junior SMA Andromeda sekaligus sekertaris 10 IPS 3. Sontak seluruh siswa di dalam kelasnya pun gempar. Mereka berbondong-bondong menghampiri Jannah. Terkecuali Renjana, dia masih setia di bangkunya, menopang dagu, sambil memerhatikan ekspresi mereka.

Tidak ingin ada yang melihat apalagi mendengar, Jannah menutup pintu. Kemudian dia beralih membelakangi papan. Sengaja, supaya suaranya menjangkau siswa di kelasnya. Seluruh siswa yang berada di dalamnya pun begitu antusias dan penasaran tentang berita yang dibawa Jannah. Malah salah satu dari mereka sempat berteriak karena tidak sabar.

"Jannah, cepat beri tahu kita!"

"Sabar Annette," katanya berusaha menenangkan temannya yang bernama Annette itu.

"Ye elah gitu doang heboh!" gumam Renjana.

Jannah melanjutkan. Sedangkan seluruh siswa 10 IPS 3 langsung terdiam, membungkam mulut, lantaran menyimaknya dengan seksama. "Kalian tau gak? Teruntuk kaum hawa terutama! Dengerin baik-baik ... Pak Erlangga sama Bu Kinan pacaran guys! Kalau gak percaya lihat saja di mading!"

Sekonyong-konyong kelas yang tadinya hening tanpa suara langsung gempar. Seluruh kelas bising. Terlebih lagi para siswi yang berteriak histeris. Mereka menjerit seolah tidak terima kalau Erlangga berpacaran dengan Kinan.

"BO'ONG DOSA!"

"TYYDAAAACKKKKK!!!"

"OMAYGAT PANGERANKU!!!"

"HOAX!"

"LO TAU DARI MANA, JAN?!"

"NOOOO!!! MY BABY HONEY!"

"JAN, KITA BUTUH PENJELASAN SEKARANG!!!"

Ada yang menangis, ada yang terjatuh, ada yang berpura-pura mati suri, juga ada yang terburu-buru ke papan pengumuman supaya segera mengetahui berita ini. Di bangku belakang sebelah jendela Renjana terkikik. Rencananya berjalan mulus, menjerumuskan Erlangga dalam gosip SMA Andromeda.

Dia memilih duduk manis di bangkunya sementara para siswi bergerombol untuk memastikan beritanya benar. Mendengar pekikan panik dari rekan sekelasnya, Renjana sudah memperkirakan kalau niat jahatnya sukses besar. Kira-kira apa gadis itu tidak terlalu keterlaluan? Dasar Renjana.

Karena bosan Renjana mulai beranjak. Meninggalkan ruang kelas yang bisingnya minta ampun. Selain jenuh Renjana juga ingin melihat-lihat indahnya pemandangan banyak orang panik menyerbu papan pengumuman. Berita tentang Erlangga kasmaran dengan Kinan tidak hanya tersebar di siswa saja melainkan para guru pun ikut meramaikan.

Sesampainya di papan pengumuman yang penuh dengan ratusan siswa, Renjana meninjaunya dari kejahuan. Sekilas mata Renjana mengekor pada sebuah judul yang sengaja diperbesar ukuran hurufnya. 'Guru Pujaan Kita Ternyata Sudah Memiliki Mahkota Jiwa' seperti itulah tulisan yang dibaca Renjana.

Tanpa rasa bersalah Renjana melompat-lompat kegirangan, menyusuri koridor yang sepi dengan bersenandung perasaan riang gembira. Renjana sangat gembira. Sungguh ia tidak merasa sebahagia ini seumur hidupnya.

Senandungnya mendadak terhenti ketika Kinan tengah duduk di gazebo tengah. Kinan nampak tidak bersemangat mendengar berita yang baru keluar pagi ini. Tangannya mengepal, kepalanya tertunduk, dan sesekali terisak. Suasana seperti inilah yang menarik perhatian Renjana. Dia duduk begitu saja di samping Kinan.

"Selamat pagi menjelang siang Bu Erlangga!" sapa Renjana dengan centilnya.

"Ren, berhenti memanggil nama Erlangga di hadapan Ibu."

Psychopath vs Guru Anti-mainstream [✔️END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang