Keadaan yang paling mendasar dari kesadaran manusia ditandai dengan kumpulan keseimbangan yang sangat halus.
-Kang Bucin-
Setahun kemudianDi SMA Andromeda, hari kelulusan dirayakan dengan tanpa menggunakan pakaian kebaya. Tidak seperti di sekolah-sekolah lain. Mereka menganut sistem di Jepang yang mana siswanya diwajibkan mengenakan seragam sekolah ketika kelulusan berlangsung.
Selain seragam SMA Andromeda mirip dengan sekolah di Jepang. Mereka tak perlu mengeluarkan banyak budget untuk menyewa make up dan baju kebaya, model seragamnya juga aesthetic. Sehingga para siswa tak protes ketika wisuda berlangsung.
Acara diadakan di aula sekolah dan dihadiri seluruh pengajar SMA Andromeda. Termasuk Erlangga juga ada di sana. Khusus untuk para pengajar tempat duduknya terpisah oleh siswa lainnya. Yaitu di samping dekat jendela.
Sementara Renjana menempati duduk bersama teman sekelasnya. Di hari terakhir mereka bertemu, Renjana dan teman-temannya mengambil swafoto untuk dijadikan kenangan. Bahkan ada yang sampai membawa kamera DSLR supaya pengambilan gambar dapat lebih jernih.
"Eh, gantian dong! Lo yang pegang kameranya!" protes Renjana.
"Ada yang bawa kaca besar gak?" celetuk Annette.
Renjana mengangkat sebelah alis. "Buat apa? Kurang kerjaan lo?"
"Biar lo sekalian kena foto!" kelakar Annette.
Jannah mengambil alih ponselnya. Mengangkatnya tinggi-tinggi hingga wajah Renjana, Jannah, dan Annette terekam kamera. "Udah ah jangan ribut-ribut terus! Sini selfie! Say cheese!"
Mereka bertiga kompak mengangkat jari berbentuk 'V' lalu tersenyum di depan kamera. Jempol Jannah menekan tombol bulat tengah di ponselnya. Seketika hitungan mundur pun dimulai. Dari 3 … 2 … dan 1.
"Cheese!" ucap mereka bertiga serempak.
Setelah puas mengambil gambar lebih dari lima foto, Annette mengeluarkan ponselnya. "Jan, kirimin ke gue dong fotonya. Entar gue post di Instagram."
"Iya sabar!"
Sementara pandangan Renjana beralih ke bagian tempat duduk para guru. Gadis itu mencari-cari keberadaan Erlangga. Sampai akhirnya bola matanya berhenti pada seorang pria mengenakan kemeja putih berbalut jas hitam serta dasi dan celana serba hitam.
Dengan senyum melebar Renjana melambai-lambaikan tangannya. Cowok itu tersadar kalau Renjana memanggilnya. Ia pun bersedekap, melepas seringai tulus, lalu menganggukkan kepala.
Acara kelulusan pun dimulai. Seluruh siswa langsung tertib. Acara pertama diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan oleh klub paduan suara dan seluruh warga SMA Andromeda diwajibkan berdiri.
Selesai menyanyikan lagu kebangsaan dilanjutkan dengan penyanyi solo klub paduan suara. Kemudian disusul dengan penampilan pianis serta violin terbaik SMA Andromeda.
Setelah pertunjukan berakhir barulah sambutan-sambutan yang panjang nan membosankan dari kepala sekolah. Di kegiatan inilah yang amat sangat dibenci para siswa. Selain pidato diberikan panjangnya melebihi rel kereta api, lihat saja banyak dari mereka yang ketiduran atau lebih memilih bermain ponsel.
Satu jam sudah sang kepala sekolah memberi pidato untuk para siswanya. Berikutnya pemasangan pita biru bagi kelas 12 dan penyerahan surat kelulusan dalam bentuk tabung. Semua kegiatan telah usai, seluruh kelas 12 telah menerima pita biru serta surat kelulusan masing-masing.
Acara ditutup dengan berfoto-foto ria dengan teman seangkatan atau doi. Teruntuk yang belum menyatakan perasaan, dinyatakan sekarang. Sebab mereka sudah tak lagi singgah di sini. Sekaligus sebagai ucapan perpisahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath vs Guru Anti-mainstream [✔️END]
Dla nastolatków"Semua manusia itu baik, kadang kala kita perlu satu individu yang tepat untuk merubah kita menjadi lebih bijaksana." Psychopath tak selalu tentang manusia yang haus darah atau permainan pisau. Psychopath juga tidak melulu tentang unsur kekerasan at...